Bagikan:

JAKARTA – Ada berbagai agenda olahraga dihelat sepanjang tahun 2024. Salah satu di antaranya ialah Olimpiade Paris 2024, multicabang terbesar dunia tempat Indonesia sukses mengulang sejarah.

Olimpiade Paris 2024 berlangsung pada 26 Juli sampai 11 Agustus 2024. Total, kurang lebih ada 10.500 atlet berpartisipasi di pesta olahraga paling akbar sejagat raya yang berlangsung empat tahun sekali tersebut.

Indonesia ikut mengambil bagian dengan mengirim sebanyak 29 atlet dari 12 cabang olahraga (cabor), termasuk empat dari panjat tebing. Olimpiade Paris 2024 menandai pertama kalinya dalam sejarah cabor panjat tebing dilombakan.

Keempat atlet panjat tebing yang berangkat ke sana ialah Veddriq Leonardo, Desak Made Rita Kusuma Dewi, Rahmad Adi Mulyono, dan Rajiah Sallsabillah. Veddriq kemudian membawa pulang medali emas dari nomor speed putra.

Atlet berusia 27 tahun kelahiran Pontianak, Kalimantan Barat, ini sukses menjadi juara setelah berhasil mengalahkan lawan dari China, Wu Peng, dalam pertandingan final yang berlangsung di Le Borguet Climbing Venue, pada Kamis, 8 Agustus 2024.

Veddriq membawa pulang medali emas ke Indonesia dengan catatan waktu 4,75 detik atau cuma unggul tipis 0,02 detik saja dari lawannya. Keberhasilan Veddriq kemudian disusul oleh atlet angkat besi Rizki Juniansyah beberapa jam setelahnya.

Lifter asal Banten, Tangerang, ini mendapat mendali emas di Paris dari kelas andalannya 73 kilogram (kg) putra.

Rizki Juniansyah raih emas angkat besi Olimpaide Paris 2024 (dok. NOC Indonesia).

Rizki menjadi yang terbaik dengan total angkatan 354 kilogram (155 kg snatch dan 199 kg clean dan jerk).

Angkat besi sebenarnya termasuk salah satu cabang olahraga yang rutin menyumbang medali buat Indonesia. Namun, baru kali ini cabor itu pecah telur dan membawa pulang medali emas dari panggung Olimpiade.

Ini pertama kalinya dalam sejarah Indonesia bisa mendapat medali emas dari cabor di luar bulu tangkis pada ajang Olimpiade. Selain itu, pencapaian dua emas tersebut mengulang kesuksesan di Olimpiade Barcelona 1992.

Meraih dua medali emas dalam satu edisi Olimpiade masih merupakan pencapaian terbaik Indonesia. Dua medali emas di Paris sebenarnya meleset dari target Indonesia, yang bertolak ke sana dengan ambisi meraih lebih dari dua medali emas untuk menjadi sejarah baru.

Walaupun mendapat dua emas, Indonesia juga patut kecewa dengan pencapaian di Paris. Pasalnya, cabang olahraga bulu tangkis yang selama ini menjadi andalan Merah-Putih justru pulang dari Perancis tidak membawa medali emas.

Satu-satunya medali yang dikantongi oleh bulu tangkis adalah perunggu. Medali tersebut didapat oleh tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung, pebulu tangkis yang pernah menjadi juara dunia di level junior pada 2017.

Ini kedua kalinya dalam sejarah sejak dipertandingkan di Olimpiade Barcelona, bulu tangkis pulang tanpa membawa emas. Satu edisi lainnya dengan nasib serupa terjadi di Olimpiade London, Inggris, pada 2012.

Jika dibandingkan dengan Paris maka London jauh lebih muram buat bulu tangkis. Ketika itu, cabor ini bahkan tidak mengantongi satu medali pun dari tiga medali yang dibawa pulang oleh kontingen Indonesia pada saat itu.

Paralimpiade Paris 2024

Selain sukses di Olimpiade 2024, Kontingen Indonesia juga melebihi target ketika tampil di Paralimpiade 2024. Ajang yang melibatkan atlet disabilitas ini juga digelar di Kota Paris, Perancis.

Paralimpiade berlangsung pada 28 Agustus sampai 8 September 2024. Indonesia berangkat ke sana dengan jumlah atlet yang cukup gemuk, yakni 35 orang. Jumlah itu meningkat dari 23 atlet di Paralimpiade Tokyo 2020.

Perjalanan Indonesia pada ajang ini berakhir di posisi ke-50 klasemen akhir perolehan medali. Merah-Putih finis di tempat tersebut dengan catatan satu medali emas, delapan medali perak, dan lima medali perunggu.

Pencapaian tersebut melampaui target yang dibawa. Saat bertolak ke sana, Kontingen Merah-Putih hanya memasang mimpi meraih satu emas, dua medali perak, dan tiga perunggu saja.

Satu-satunya medali emas yang dikantongi Indonesia dari Paralimpiade diraih oleh Hikmat Ramdani/Leani Ratri Oktila. Pasangan ini berjaya di ganda campuran bulu tangkis klasifikasi SL3-SU5.

Hikmat Ramdani/Leani Ratri Oktila raih emas bulu tangkis Paralimpiade Paris 2024 (Instagram/@oktila_lr).

Hikmat/Leani sukses menjadi yang terbaik setelah mengalahkan kompatriot mereka pasangan Fredy Setiawan/Khalimatus Sadiyah dua set langsung 21-16 dan 21-15 di Porte de la Chapelle Arena, Paris, pada Senin, 2 September 2024.

Bentrok sesama pasangan Indonesia di babak final berlangsung begitu emosional. Leani yang menang tidak bisa membendung tangis, karena gembira dan harus mengubur mimpi Khalimatus untuk mendapat medali emas.

Leani dan Khalimatus sebelumnya pernah menjadi pasangan dan sukses meraih emas di Paralimpiade Tokyo 2020, yang ditunda setahun karena pandemi corona. Saat itu mereka menguasai ganda putri klasifikasi SL3-SU5.

Selain mendapat emas, Leani juga mendapat satu perak di Paris melalui nomor tunggal putri klasifikasi SL4. Di nomor ini, dia kalah melawan wakil China, Chen He Fang, dalam pertarungan dua set langsung 14-21 dan 18-21.

Adapun enam medali perak lain di Paris 2024 diamankan oleh Muhammad Bintang Herlangga (boccia-tunggal putra), Muhammad Syafa/Felix Ardi Yudha/Gischa Zayana (boccia-beregu campuran), Saptoyogo Purnomo (atletik-100 meter putra), Karisma Evi Tiarani (atletik-100 meter putri), Suryo Nugroho (bulu tangkis-tunggal putra), dan Qonitah Ikhtiar Syakuroh (bulu tangkis-tunggal putri SL3).

Kemudian medali perunggu dibawa pulang oleh Muhamad Syafa (boccia-tunggal putra), Gischa Zayana (boccia-tunggal putri), Fredy Setiawan (bulu tangkis-tunggal putra), Dheva Anrimusthi (bulu tangkis-tunggal putra SU5), Subhan/Rina Marlina (bulu tangkis-ganda campuran SH6).