Bagikan:

JAKARTA - Juventus memang menjadi satu-satunya tim yang belum terkalahkan di Serie A 2024/2025 setelah menjalani 16.

Hanya saja, catatan tersebut tak mampu membuat mereka ada di empat besar klasemen atau zona Liga Champions mengingat jumlah kemenangan mereka sedikit.

La Vecchia Signora hanya mengemas enam kemenangan, sisanya alias 10 laga berujung seri.

Tak heran, kini anak asuh Thiago Motta ada di peringkat keenam klasemen dengan 28 poin, berselisih sembilan poin dari Atalanta di puncak klasemen.

Gelandang Juventus, Weston McKennie, menilai perjalanan di Serie A lebih sulit ketimbang bermain di Liga Champions musim ini.

Teorinya itu serupa dengan apa yang pernah dilontarkan Manajer AC Milan, Paulo Fonseca, beberapa waktu lalu.

Soalnya, tim-tim papan bawah Serie A pun ternyata sulit dikalahkan. Karena itu, Juventus kerap gagal meraih kemenangan melawan klub papan bawah liga.

McKennie mencontohkan bagaimana lawan di Liga Champions, yang rata-rata klub besar, berpegang kepada sistem dan gaya permainan mereka.

Alhasil, Juventus dengan mudah melawan tim seperti itu karena bisa mempelejari sistem dan mencari kelemahan.

Beda hal dengan di Serie A. Tim-tim papan bawah Liga Italia punya pendekatan yang sulit ditebak. Mereka sering kali mengubah taktik saat menghadapi tim besar seperti Juventus.

Situasi tersebut didukung oleh kesulitan La Vecchia Signora menggarap ide-ide taktis baru karena jadwal pertandingan yang semakin padat, mencakup Serie A, Liga Champions, Coppa Italia, Supercoppa Italiana, bahkan ada juga Piala Dunia Antarklub.

Jadi, Juventus sulit menang kontra tim papan bawah Serie A yang sudah mencari penawar strateginya. Sementara Si Nyonya Tua harus bertahan dengan sistem seperti biasa, tanpa bisa mencari pendekatan yang pas untuk perubahan sistem lawan karena jadwal padat.

"Jauh lebih mudah untuk bermain dengan cara yang kami inginkan setiap kali kami bermain melawan tim-tim tingkat tinggi pada pertandingan Liga Champions."

"Soalnya, tim-tim itu memiliki kualitas dan mereka ingin keluar dan bermain dengan cara yang mereka inginkan."

"Bandingkan dengan bermain melawan tim yang lebih kecil (di Serie A) di mana mereka mungkin mengubah cara bermain dengan ide yang dapat menyakiti kami, cara yang tidak seperti permainan mereka (biasanya)."

"Sering kali, jika sebuah tim bertahan, itu membuat lebih sulit bagi tim mana pun untuk mencoba menerobosnya, melakukan serangan balik, atau satu lawan satu di sisi lapangan."

"Kami pasti akan mengerjakannya setiap kali kami punya waktu. Dengan jadwal dan musim ini, jarang sekali kami bisa menemukan waktu untuk bisa mengerjakan sesuatu dengan 100 persen."

"Soalnya, yang terpenting ialah pemulihan dan bermain, pemulihan dan bermain," kata McKennie saat diwawancarai CBS Sports.

Juventus bahkan belum pernah menang di empat laga terakhir beruntun Serie A, semuanya berakhir seri.

Terakhir kali Si Nyonya Tua menang di liga terjadi saat Derby Turin melawan Torino pada 10 November 2024.

Sementara itu, laju Juventus di Liga Champions terbilang lumayan. Mereka memenangi tiga laga, dua kali seri, dan satu kali kalah.

Kemenangan yang mereka raih salah satunya ialah saat menekuk tim kuat Inggris, Manchester City, dengan skor 2-0 pada laga terbaru Liga Champions, 12 Desember 2024.