JAKARTA - Tottenham Hotspur secara mengejutkan baru saja menang telak 4-0 atas Manchester City di Liga Inggris pada akhir pekan.
Hasil itu membawa Spurs dalam kepercayaan diri tinggi ketika menjamu Roma yang sedang rapuh di London Utara pada ajang Liga Europa 2024/2025, Jumat, 29 November 2024, dini hari WIB.
Hampir dapat dipastikan bahwa tidak ada tim yang akan mencatat skor lebih luar biasa di seluruh Eropa musim ini selain kemenangan telak Spurs 4-0 atas Manchester City, kekalahan kandang terburuk Pep Guardiola dalam karier manajerialnya.
Tim asuhan Ange Postecoglou sekarang dengan nyaman menjadi tim pencetak gol terbanyak di Liga Inggris. Hanya saja, Spurs hanya mencetak tiga clean-sheet di liga yang menunjukkan mengapa mereka kehilangan begitu banyak poin.
Spurs masih di urutan keenam klasemen liga, terpaut tiga poin dari empat besar, dengan terlalu banyak hasil mengecewakan baru-baru ini yang membatasi mereka untuk naik lebih jauh di klasemen.
Jeda internasional datang di waktu yang tepat karena dua penampilan Spurs sebelumnya sangat buruk. Memberi Ipswich Town kemenangan pertama di Liga Inggris dalam lebih dari 20 tahun dan meninggalkan Istanbul dengan kekalahan 2-3 melawan Galatasaray di Liga Europa.
Hasil itu mengakhiri rekor 100 persen mereka di Eropa dan membuat Spurs turun ke urutan ketujuh.
BACA JUGA:
Namun, kemenangan atas The Citizens begitu melecut Spurs. Terlebih, mereka punya rekor memenangi tujuh pertandingan berturut-turut di kandang pada Liga Europa tanpa kebobolan dan mencetak 19 gol.
Belum lagi mereka punya rekor bagus di kandang melawan tim-tim Italia. Tottenham hanya kalah satu kali dalam 10 pertemuan dengan klub Italia.
Duel nanti akan menjadi pertemuan pertama Spurs dengan Roma. Tottenham di atas angin karena Giallorossi sedang rapuh.
Pemecatan tiga manajer dalam kurun 11 bulan membuat Roma labil. Musim ini, Romanisti telah menyaksikan awal yang suram dalam kampanye di kompetisi domestik dan di Eropa.
Daniele De Rossi dipecat setelah empat pertandingan musim ini. Ivan Juric hanya bertahan selama 12 pertandingan alias sekitar dua bulan. Sebelumnya pada Januari 2024, Jose Mourinho didepak.
Sekarang, mereka ditukangi Claudio Ranieri yang sebelumnya pernah memegang kendali Roma.
Pelatih 73 tahun dibujuk untuk kembali dari masa pensiunnya sebagia pelatih profesional demi mengatasi masalah Giallorossi.
Namun, pertandngan perdananya tidak berjalan mulus. Roma kalah 0-1 saat bertandang ke markas Napoli pada Senin, 25 November 2024.
Posisi Roma di klasemen pun turun ke tangga 12 dengan raihan 13 poin, hanya berselisih tiga poin dari zona degradasi.
Belum lagi posisinya di klasemen Liga Europa yang mana Roma ada di peringkat ke-20 dengan raihan lima poin dari satu kemenangan, dua seri, dan satu kekalahan.
Empat laga sisa AS Roma di Liga Europa terbilang sulit. Selain harus menghadapi Spurs, mereka akan berjumpa AZ Alkmaar, Braga, dan Eintracht Frankfurt.
Mengamankan jalus kelolosan ke fase gugur melalui playoff juga tampaknya tidak mudah. Hal itu memberikan tekanan tambahan buat Ranieri.
Hanya saja, duel itu akan menandai Claudio Ranieri ke Inggris. Dia punya memori manis selama masa tugasnya di Leicester City ketika mengalahkan Spurs dalam perebutan gelar Liga Inggris pada 2016.
Cuma itu satu-satunya motivasi bagi Ranieri yang akan memimpin AS Roma nanti.
Prakiraan Formasi
Tottenham Hotspur (4-3-3): Forster; Spence, Dragusin, Davies, Gray; Sarr, Bentancur, Bergvall; Johnson, Solanke, Werner
AS Roma (4-4-1-1): Svilar; Celik, Mancini, Hummels, Angelino; Soule, Baldanzi, Cristante, Zalewski; Dybala, Dovbyk