Bagikan:

JAKARTA - PSIM Yogyakarta membuang peluang mengalahkan Adhyaksa FC. Gara-gara hujan yang mengakibatkan lapangan licin, PSIM sulit mencetak gol dan hanya bermain imbang 0-0 dalam laga pertama putaran kedua Liga 2 2024/2025 melawan Adhyaksa FC di Stadion Sriwedari, Solo, Sabtu, 16 November 2024.

Perubahan cuaca tampaknya bisa mempengaruhi penampilan pemain bola. Hal itu yang dialami pemain PSIM saat bertanding di bawah hujan lebat. Hujan mengakibatkan lapangan menjadi licin sehingga menyulitkan pemain dalam mengontrol bola.

Saat ini, wilayah Indonesia sudah memasuki pergantian musim. Sebelumnya musim panas memang cukup menyengat. Apalagi saat pemain harus bertanding pada pukul 15.00 sore. Namun para pemain sudah terbiasa bermain di jam tersebut.

Laga Adhyaksa FC melawan PSIM pun sesungguhnya digelar pada pukul 15.00 sore waktu setempat. Hanya pertandingan tidak lagi berlangsung di bawah terik matahari, tetapi hujan deras yang desertai angin kencang.

Hujan deras baru reda di tengah pertandingan dan berganti dengan rintik-rintik. Praktis pertandingan tetap disertai hujan yang menyulitkan pemain mengontrol bola.

"Pertandingan hari berlangsung dengan cuaca hujan yang membuat laju bola agak berbeda. Lapangan pun menjadi licin. Pemain sepertinya belum terbiasa bermain dengan cuaca hujan," kata pelatih PSIM Seto Nurdiyantoro.

"Namun ini bukan menjadi alasan atas hasil tersebut. Apa pun kami tetap mensyukuri hasil imbang ini. Yang jelas, kami memang harus bisa bermain di segala medan. Jadi kami harus bisa memperbaiki diri di pertandingan berikutnya," ucap Seto lagi.

Di laga itu, PSIM sesungguhnya menguasai permainan dan menciptakan banyak peluang. Hanya, mereka gagal memaksimalkan setiap peluang. Bahkan Laskar Mataram tetap kesulitan saat Adhyaksa FC kehilangan seorang pemain setelah Dave Mustaine dikartu merah di menit 78.

"Kami sesungguhnya menciptakan banyak peluang. Tetapi tidak ada satu pun yang bisa dikonversi menjadi gol. Pemain masih kurang sabar, terutama saat lawan bermain dengan 10 orang. Mereka juga malah terlihat emosional sehingga selalu gagal memanfaatkan peluang," kata Seto.

Sementara, pelatih Adhyaksa FC Ade Suhendra mengakui tim lawan bermain lebih baik. Mereka mampu menekan tim asuhannya sehingga mendapat peluang untuk mencetak gol.

"PSIM bermain konsisten yang menyulitkan kami, terutama di babak pertama. Penguasaan bola mereka juga lebih baik. Kami sempat mengubah permainan dengan bola-bola panjang karena lapangan memang licin. Namun strategi itu pun dengan mudah diantisipasi pemain tengah PSIM," kata Ade.

"Di babak kedua, kami melakukan perbaikan dengan memasukkan dua gelandang. Ini berhasil dan menjadikan permainan kami sudah lebih baik," ujar dia

Hanya saat Dave dikartu merah, Adhyaksa FC terpaksa melakukan perubahan strategi dengan memperkuat pertahanan. Harapan meraih tiga poin pun buyar karena mereka lebih fokus jangan sampai kebobolan.

"Kami sesungguhnya sudah unggul dalam penguasaan bola. Tetapi kemudian ada pemain kami yang mendapat kartu merah. Ini menggagalkan upaya kami meraih kemenangan," ucapnya.

"Situasinya mungkin agak berbeda bila kami tetap bermain 11 lawan 11. Meski demikian, hasil imbang ini sudah cukup bagus mengingat kami bermain dengan 10 pemain," kata Ade.

Hasil imbang ini menjadikan PSIM gagal mempertahankan posisinya di puncak klasemen. Bhayangkara FC berhasil merebut takhta klasemen setelah membantai Persikas Subang 7-0. Kini, mereka mengantungi poin 21. Disusul Persijap Jepara yang bermain imbang 0-0 melawan Persiku Kudus sehingga mendapatkan 19 poin.

Sementara, PSIM mengantungi poin 18 setelah bermain imbang di Solo. Hanya, mereka baru melakoni sembilan pertandingan. Bhayangkara FC dan Persijap sendiri sudah menyelesaikan 10 laga.

Adhyaksa FC menduduki peringkat empat dengan poin 16. Mereka juga sudah menyelesaikan 10 pertandingan.