Bagikan:

JAKARTA - Pelatih Real Madrid Carlo Ancelotti tak segan memuji pemain depan Vinicius Junior yang mencetak hattrick di pertandingan melawan Borussia Dortmund. Vinicius yang menyelamatkan Madrid dari kekalahan dan berbalik menang 5-2 dalam duel di Stadion Santiago Bernabeu, Rabu, 23 Oktober 2024 dini hari WIB, disebut layak memenangi Ballon d' Or.

Madrid sempat kesulitan menghadapi Dortmund. Dalam duel ulangan final Liga Champions 2024, Madrid kecolongan dua gol di babak pertama. Namun mereka akhirnya bangkit di babak kedua.

Bek Antonio Rudiger membuka gol Madrid yang memperkecil ketinggalan. Selanjutnya, Vinicius mencetak hattrick yang menjadikan Madrid mampu membalikkan keadaan. Sedangkan satu gol lagi dihasilkan Lucas Vazquez.

Ancelotti memberi pujian secara khusus kepada Vinicius yang berperan besar membawa Los Merengues meraih kemenangan kedua dari tiga pertandingan pertama di penyisihan Liga Champions.

"Saya hanya ingin mengatakan sangat jarang menyaksikan pemain yang bermain sebagus Vinicius di babak kedua. Bukan karena tiga gol yang dicetaknya tetapi karakter dia. Harus diakui dia pemain yang sangat istimewa," ucap Ancelotti yang menyebut Vinicius layak memenangi Ballon d' Or tahun ini.

"Vinicius yang akan memenangi (Ballon d' Or). Bukan didasarkan apa yang sudah dilakukannya di pertandingan ini, tetapi apa yang sudah menjadi pencapaian dia sepanjang tahun lalu. Sebalikya tiga gol (melawan Dortmund) menjadi catatan untuk penghargaan Ballon d' Or tahun berikutnya," kata dia lagi.

Ancelotti pun membeberkan alasan mengapa Vinicius kerap menjadi sasaran ejekan suporter. Bahkan dia menjadi korban rasisme meski tak sedikit pemain Madrid berkulit hitam.

"Dia pemain yang paling sering menjadi korban ejekan karena dia selalu bisa membuat perbedaan," ujarnya.

Ancelotti, lebih lanjut, menanggapi kondisi tim yang sempat tertinggal 2-0 di babak pertama. Menurut dia yang terutama pemain tidak panik saat berada di ruang ganti. Selain itu, pemain menunjukkan kematangan dan pengalaman sehingga mereka sudah memahami apa yang harus dilakukan untuk bangkit.

"Kami tetap tenang, bahkan sangat tenang (saat jeda pertandingan). Kami kemudian mengubah sistem permainan dan harus bermain dengan intensitas tinggi," kata Ancelotti.

"Bagaimana mencetak tiga gol [untuk membalikkan keadaan] memang seperti sebuah impian. Jadi, kami lebih banyak bicara soal detil pertandingan seperti bagaimana melakukan passing dan memenangkan duel. Kami harus yakin memenangkan pertandingan yang penuh dinamis ini. Dari situ kami memulai pertandingan untuk menang," ucapnya.

Di laga itu, Madrid terlambat panas. Alhasil, Dortmund yang melakukan start gemilang unggul lewat Donyell Malen dan Jamie Gittens, bintang timnas Inggris U-21 yang sudah disebut-sebut bakal masuk tim senior.

Madrid akhirnya bangkit saat sundulan Ruediger memecah kebuntuan di menit 60. Selanjutnya, Vinicius menjadikan skor berubah 2-2. Sedangkan gol Vazquez yang membalikkan keadaan menjadi 3-2. Vinicius kemudian melengkapi kemenangan Madrid dengan memborong dua gol sekaligus mencetak hattrick.

"Kami mengalami kesulitan di babak pertama. Kami juga sering kehilangan bola. Di babak kedua, penampilan kami sudah lebih baik dan berkualitas. Kami juga lebih banyak melakukan tekanan. Ini penampilan terbaik kami di babak kedua musim ini," kata Ancelotti.

"Kami harus belajar dari apa yang kami lakukan di babak kedua. Kami harus bermain lebih baik sejak awal pertandingan dan tak membiarkan lawan unggul dua gol. Harus diakui kami tak bisa bermain dengan intensitas tinggi seperti di babak kedua selama 90 menit. Tetapi kami berusaha lebih seimbang," ucapnya.

Usai meladeni Dortmund, Madrid kembali melakoni laga tak mudah. Mereka bertemu rival bebuyutan Barcelona dalam el clasico di kompetisi La Liga Spanyol, Minggu, 27 Oktober 2024 dini hari WIB.

Bila menang, Madrid bakal menyamai perolehan poin Barca sekaligus menjadikan persaingan di kompetisi domestik kian panas.