JAKARTA - PSSI kian gencar melakukan naturalisasi demi jalan pintas mengakselerasi kekuatan Timnas Indonesia.
Sudah ada 11 nama pemain naturalisasi di Skuad Garuda. Sebentar lagi, Shin Tae-yong akan ketambahan dua nama penggawa keturunan lagi, Mees Hilgers dan Eliano Reijnders.
Proyek naturalisasi itu pun menjadi sorotan, terutama dari DPR RI. Sejumlah anggota Komisi III dan Komisi X DPR RI mempertanyakan sampai kapan naturalisasi berlangsung.
Lebih lanjut, DPR RI menginginkan Indonesia punya pembinaan yang baik agar muncul talenta-talenta lokal dengan kualitas baik sehingga naturalisasi hanya untuk proyek jangka pendek, bukan panjang.
Ketua Umum (Ketum) PSSI, Erick Thohir, pun akhirnya menanggapi pertanyaan tersebut saat hadir di Direktorat Jenderal Imigrasi Kemenkumham, Jakarta, pada Kamis, 19 September 2024.
BACA JUGA:
Namun, tak seperti masukan dari DPR RI, Erick Thohir malah menyebut sebaliknya. Dia menegaskan naturalisasi pemain adalah program jangka panjang PSSI.
"Ini bagian komitmen bahwa yang namanya pembangunan tim nasional itu bukan dilihat dari sisi-sisi jangka pendek, tapi menengah dan panjang. Kami sudah siapkan talentanya," kata Erick Thohir dalam keterangan yang dikutip pada Kamis, 19 September 2024.
Ketum PSSI itu juga menjelaskan bahwa banyak juga negara yang melakukan naturalisasi pemain demi tim nasional. Hal itu membuat PSSI mengambil langkah serupa.
Kata Erick Thohir, yang penting adalah jalan yang ditempuh harus sesuai dengan aturan. Dia memastikan naturalisasi ini tak melanggar aturan FIFA dan sesuai dengan aturan (Perundang-undangan) di dalam negeri.
"Itu yang utama (sesuai aturan FIFA dan negara). Cara-caranya pun terhormat. Kenapa? Aturan FIFA menjelaskan setiap negara boleh menaturalisasi semua pemain. Kita bisa lihat Timnas Belanda."
"Bola itu merupakan event global dan semua terbuka menurut aturan FIFA, yaitu pemain naturalisasi yang bermain di liganya selama lima tahun atau yang punya darah bapak, ibu, kakek, atau nenek."
"Nah, kebetulan saya dan Pak Menteri (Kemenkumham) punya komitmen sama. Kami ingin memfokuskan semua talenta terbaik bangsa Indonesia yang ada di luar negeri untuk memperkuat tim nasional," ujar Erick lagi.
Meski demikian, Ketum PSSI mengklaim bahwa PSSI tak otomatis lepas tangan dengan pembinaan talenta dalam negeri. Pembinaan digencarkan dan pemain muda disiapkan untuk tim nasional kategori usia.
"Tentu pembentukan daripada tim nasional ini bukan jangka pendek. Kita bisa lihat prestasi (Indonesia) U-19 kita yang kemarin juara (Piala) AFF U-19 2024, (Indonesia) U-17 kita yang sayangnya hanya bisa peringkat ketiga (di Piala AFF U-16 2024)," kata Erick.
Bila memang PSSI menjalankan pembinaan dengan baik yang berujung munculnya talenta lokal berkualitas, publik perlu menagih janji Erick Thohir dalam beberapa tahun mendatang.
Jangan sampai naturalisasi jadi cara satu-satunya mengembangkan Timnas Indonesia dan meninggalkan talenta lokal jalan di tempat.