Bagikan:

JAKARTA – Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia), Raja Sapta Oktohari, mengimbau masyarakat untuk memerhatikan keselamatan dalam berolahraga. Hal ini bertujuan supaya tidak ada trauma yang ditimbulkan dari kegiatan olahraga yang dilakukan.

Imbauan ini dilontarkan Okto, sapaan karib Raja Sapta Oktohari, setelah melihat banyaknya insiden di olahraga yang membuat keprihatinan. Mulai dari pebalap sepeda yang tertabrak mobil ketika sedang melintas di jalan sampai yang baru-baru ini terjadi di Makassar.

Diberitakan sebelumnya, seorang pelari di Makassar Half Marathon 2024, Andi Pallawagau Galigo, meninggal usai diduga mengalami cardiac arrest. Kejadian ini menimbulkan keprihatinan Presiden NOC Indonesia tersebut.

"Saya pribadi sangat prihatin dengan situasi-situasi yang terjadi belakangan. Musibah tertabrak ketika bersepeda, meninggal ketika melakukan aktivitas olahraga, atau maraton yang baru saja terjadi. Ini jadi Pelajaran untuk kita semua," ucap Okto.

Okto menekankan bahwa masyarakat Indonesia harus lebih bijaksana dalam berolahraga. Masyarakat harus melaksanakan tindakan preventif, termasuk mengetahui kapasitas diri sendiri dan memastikan kelayakan peralatan olahraga yang digunakan untuk mencegah insiden yang tidak diharapkan.

"Kesehatan jantung itu jadi yang paling dominan. Pastikan jantung itu sehat. Kalau menggunakan peralatan, pastikan peralatannya baik."

"Olahraga juga dapat menjadi berbahaya jika kita lengah. Walaupun olahraga terlihat mudah, tentunya harus dilakukan dengan sangat bijaksana dan berhati-hati. Jangan sampai olahraga justru membuat dampak yang tidak baik," kata Okto.

"Kami berharap insiden-insiden yang terjadi belakangan ini dapat menjadi pelajaran untuk kita semua. Keselamatan ini bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk orang di sekitar kita," tuturnya.

Sementara itu, kegiatan olahraga yang dilakukan masyarakat maupun komunitas merupakan bagian dari Olympic Movement yang digaungkan Komite Olimpiade Indonesia sebagai perpanjangan tangan dari Komite Olimpiade Internasional (IOC).

Melalui Olympic Movement, Indonesia bisa menemukan bibit-bibit atlet berprestasi yang akan mewakili Indonesia di berbagai multievent internasional, termasuk Olimpiade.

"Kami juga berharap komunitas-komunitas olahraga ikut menyuarakan pentingnya keselamatan berolahraga. Soalnya, dari komunitas olahraga itu biasanya lahir bibit-bibit unggul, yang dapat memotivasi dan membesarkan olahraga itu sendiri."

"Kalau olahraga jadi momok yang menyeramkan, ini akan berpengaruh buruk terhadap prestasi atlet-atlet Indonesia," ujar Okto.