Bagikan:

JAKARTA - Pelatih Real Madrid Carlo Ancelotti mengakhiri perdebatan siapa yang menjadi kiper utama d laga final Liga Champions melawan Borussia Dortmund. Ancelotti memastikan Thibaut Courtois yang berdiri di bawah mistar dalam duel di Stadion Wembley, London, Minggu,2 Juni 2024 dini hari WIB.

Courtois pulih dari cedera ACL yang membuat dia absen hampir satu musim di saat yang tepat. Kompetisi memasuki babak akhir dan dirinya sudah bisa dimainkan.

Apalagi, Madrid sudah memastikan merengkuh titel La Liga Spanyol sehingga laga sisa di kompetisi digunakan Courtois sebagai ajang pemanasan sebelu tampil di final.

Saat Courtois kembali pada performa terbaik, pada akhirnya muncul perdebatan siapa yang menjadi kiper utama. Pasalnya, Andriy Lunin tak sekadar ban serep saat menggantikan Courtois.

Kiper Ukraina ini tampil konsisten sepanjang musim dan turut berperan membawa Madrid memenangi La Liga. Begitu pula di Liga Champions, Lunin menjadi bintang saat menyingkirkan Manchester City lewat adu penalti,

Namun Ancelotti memastikan Courtois yang menjadi kiper pertama di laga final. Kebetulan lagi, Lunin tidak dalam kondisi fit karena terserang flu.

Akibatnya dia tak bisa bergabung dengan tim saat terbang ke London karena menjalani isolasi. Ini kian memudahkan Ancelotti menentukan siapa yang berdiri di bawah mistar.

"Lunin terserang flu dan baru melakukan perjalanan dari Madrid di hari berikutnya. Dia dalam kondisi baik. Tetapi dia bakal duduk di bench. Courtois yang akan bermain," kata Ancelotti.

Madrid sedikit diunggulkan di laga final. Mereka menjadi favorit memenangi trofi untuk keenam kalinya dalam satu dekade ini dan ke-15 kali dalam sejarah kompetisi Eropa.

Apalagi dalam perjalanan ke final, Madrid menyingkirkan juara bertahan Manchester City dan kemudian Bayern Munchen.

Meski demikian, Ancelotti membantah bila trofi kuping lebar menjadi obsesi Los Blancos. Menurut dia laga final merupakan yang 'paling berbahaya' dari semua laga di musim ini.

"Obsesi kami adalah melakukan yang terbaik. Hal yang kami lakukan sepanjang musim ini. Hanya saja kandang tidak semua berjalan sesuai yang Anda inginkan," ucap Ancelotti yang tampil di final Liga Champions untuk kedelapan kalinya, enam sebagai pelatih dan dua sebagai pemain.

Ancelotti menuturkan pemain tetap dilanda kecemasan dan ketakutan menjelang laga final. Menurut dia ini hal yang wajar. Apalagi Dortmund yang ditangani Edin Terzic bukan lawan enteng.

Dirinya dengan bercanda menyebut ini semua kesalahan Joselu yang mencetak dua gol kemenangan atas Bayern. Buntutnya, pemain batal libur karena harus bertanding di final.

"Ini salahnya dia. Gara-gara dia, kami tak bisa liburan," kata Ancelotti bercanda.

Meski demikian dia kemudian berubah serius saat menanggapi laga final. "Laga final ini yang paling penting dan paling berbahaya. Anda harus bisa menikmatinya. Bila merasa cemas, maka semua berjalan tidak sesuai harapan," ucapnya.

"Anda merasa sudah dekat meraih sukses. Ini yang justru menjadi ketakutan. Ini sudah dirasakan malam sebelum pertandingan," kata Ancelotti.

Ada kecemasan dan ketakutan. Ini hal normal. Saat Anda melalui rasa takut dan kemudian menang, Anda merasa lebih dari sekadar suka cita," ujarnya.