Bagikan:

JAKARTA – Pertemuan sesama wakil Indonesia alias All Indonesian Finals di nomor tunggal putra tercatat sudah terjadi sebanyak sembilan kali dalam sejarah All England.

Pertemuan terbaru terjadi antara Jonatan Christie melawan Anthony Sinisuka Ginting pada All England 2024. Laga itu kemudian dimenangi oleh Jojo, sapaan akrab Jonatan.

Bentrok sama wakil Indonesia di tunggal putra awalnya terjadi pada 1959 antara Joe Hok Tan melawan Ferdinand Alexander Sonneville.

Joe lalu menorehkan sejarah sebagai pebulu tangkis pertama Indonesia yang merasakan podium di ajang tertua itu setelah menekuk temannya tersebut dalam laga sengit rubber game.

All Indonesian Finals paling banyak dirasakan oleh Rudy Hartono. Sejarah mencatat dia lima kali bertemu rekan senegaranya di partai pamungkas turnamen yang berusia 125 tahun tersebut.

Dari lima kali kesempatan melawan sesama wakil Indonesia, Rudy empat kali keluar sebagai juara. Selain itu, dia juga juara pada empat kesempatan lain melawan lawan dari negara lain.

Total, delapan gelar membuat Rudy menjadi tunggal putra tersukses dalam sejarah All England. Rekornya belum bisa dipecahkan sampai sejauh ini, baik oleh pebulu tangkis Indonesia maupun negara lain.

Di bawah Rudy, pebulu tangkis tunggal putra dengan gelar terbanyak kedua dalam sejarah All England ialah Swie King Liem. Dia tercatat mengoleksi tiga gelar.

Urutan berikutnya ialah Hariyanto Arbi yang dua kali juara beruntun, yaitu pada 1993 dan 1994. Satu gelar terakhir yang dimiliki Indonesia dari tunggal putra menjadi milik Ardy Bernardus Wiranata.

Dalam sejarah All England, tunggal putra merupakan sektor tersukses kedua. Mereka berada di belakang ganda putra yang sudah menyabet sebanyak 24 gelar.

Tunggal putra Indonesia juga sudah puasa gelar All England selama 30 tahun sebelum Jonatan Christie naik podium pertama edisi tahun ini.

Artinya, terakhir kali tunggal putra Indonesia berjaya di All England terjadi saat Hariyanto Arbi juara pada 1994.