Bagikan:

JAKARTA - Perolehan satu medali perak pada Olimpiade Seoul 1988 menjadi catatan bersejarah bagi Indonesia. Pasalnya, di gelaran ini untuk pertama kalinya dalam 36 tahun keikutsertaan, Indonesia mendapatkan medali Olimpiade.

Staf Ahli Bidang Inovasi Kepemudaan dan Keolahragaan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Yohan, mengatakan konsistensi dan fokus adalah bekal utama atlet dan federasi guna mempertahankan tradisi emas Olimpiade.

“Mempertahankan konsistensi di Paris nanti menjadi target kita semua. Selain itu, ke depannya Indonesia membutuhkan cabang olahraga lainnya selain bulu tangkis, panahan, dan angkat besi untuk berprestasi," kata Yohan, dalam seminar dan diskusi PWI SIWO di Ancol, Jakarta, dilansir ANTARA, Sabtu, 17 Februari.

Yohan memaparkan, Indonesia telah membawa pulang 37 medali sejak pertama kali mengikuti Olimpiade pada 1988 di Seoul, Korea Selatan.

Medali pertama Olimpiade untuk Indonesia disumbangkan oleh Kusuma Wardani, Lilis Handayani, dan Nurfitriyana Saiman setelah merebut medali perak dari panahan beregu putri.

Dari 37 medali yang dikoleksi oleh Indonesia, 21 di antaranya berasal dari bulu tangkis, 15 dari angkat besi, dan 1 dari panahan.

Bulu tangkis merupakan cabang olahraga yang paling konsisten menyumbangkan medali emas Olimpiade.

Susi Susanti, Alan Budikusuma, Rexy Mainaky/Ricky Subagja, Tony Gunawan/Candra Wijaya, Taufik Hidayat, Markis Kido/Hendra Setiawan, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, dan Greysia Polii/Apriyani Rahayu adalah atlet tepok bulu yang meraih medali emas dan senantiasa memperkuat nama Indonesia dalam cabang olahraga ini.

Yohan tak menampik bahwa mempertahankan tradisi medali, khususnya medali emas Olimpiade, bukan hal yang mudah.

Untuk itu, pihak-pihak terkait, termasuk pemerintah, telah menyiapkan strategi dan peta jalan, kata Yohan.

Beberapa di antaranya adalah Undang-undang No. 11 Tahun 2022 tentang Olahraga, dan Peraturan Presiden No. 86 Tahun 2021 tentang Desain Besar Olahraga Nasional (DBON).

“Peraturan presiden tentang DBON dipertimbangkan dengan arah kebijakan pembinaan berjangka panjang dan kolaboratif untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam hal keolahragaan,” kata Yohan.

“Tujuannya agar bisa meningkatkan budaya olahraga di masyarakat, meningkatkan produktivitas prestasi, hingga memajukan ekonomi nasional berbasis olahraga," kata dia.

Olimpiade 2024 di Paris akan bergulir pada 26 Juli-11 Agustus. Indonesia sudah meloloskan enam atlet dari empat cabang olahaga, yakni Arif Dwi Pangestu dan Diananda Choirunisa (panahan), Rifda Irfanaluthfi (senam), Desak Made Rita Kusuma Dewi dan Rahmad Adi Mulyono (panjat tebing), dan Fathur Gustafian (menembak).