Bagikan:

JAKARTA - Drama masa depan Kylian Mbappe hampir selesai. Striker asal Perancis itu dikabarkan memutuskan bergabung Real Madrid pada musim depan.

Memang, sebelumnya kisah kepergian Mbappe dari Les Parisien berubah-ubah secara menarik. Bahkan, tidak hanya musim ini, melainkan sejak 2022.

Menariknya, klub yang selalu dikaitkan dengan striker 25 tahun itu ialah Real Madrid. Los Blancos sebetulnya sudah sempat menawar Mbappe saat sang pemain masih di Monaco.

Namun, Mbappe menolak kala itu dan memilih PSG karena tak mendapat jaminan menit bermain dari Madrid.

Puncaknya drama Madrid dan Mbappe terjadi pada 2022 yang merupakan penawaran ketiga kalinya. Saat tinggal selangkah lagi terbang ke Santiago Bernabeu, pemain Timnas Perancis ini putar balik dan memilih bertahan di PSG.

PSG waktu itu memang enggan mundur atau menghentikan upaya mereka untuk mempertahankan bintang mereka. Sejumlah bonus, tunjangan, dan kenaikan gaji dari PSG menjadi faktor Mbappe menampik tawaran Madrid kembali.

Sekarang, lambat laun masa depan Mbappe mulai terang. Madrid sukses mendapatkan sang penyerang.

Hanya saja, lampu sorot kini tertuju kepada hubungan Mbappe dengan Paris Saint-Germain (PSG) agar sang pemain bisa pamit dengan damai.

Inti permasalahannya bukanlah soal jalan Mbappe dan PSG berbeda, melainkan bagaimana dan kapan. Seiring berjalannya waktu, urgensi untuk menyelesaikan kasus Mbappe semakin meningkat.

Kedua belah pihak sudah mencari solusi untuk menghindari drama seperti membayangi musim lalu.

Pergeseran pendirian PSG digaungkan oleh Laure Boulleau, mantan pemain PSG, di Canal Football Club.

Dia menyebut kepergian Mbappe sudah dekat dan kepindahan ke Real Madrid dapat dipercaya.

"Kami mendapat kesan bahwa kami telah menjalani sinetron ini," komentar Boulleau.

Pernyataan Boulleau bukan tanpa dasar. Dia merujuk publikasi resmi dari Le Parisien yang secara mengejutkan menyebut bahwa Mbappe telah memutuskan untuk bergabung Real Madrid untuk musim depan.

Faktor kuat yang membuat klub akhirnya bisa rela melepas bintangnya tak lepas dari pendekatan hati-hati Mbappe kepada PSG.

Dia tidak ingin memperburuk hubungannya dengan pendukung setia Les Parisien. Bahkan, Mbappe dilaporkan telah membuat perjanjian rahasia dengan Nasser Al-Khelaifi, Presiden PSG.

Sebagai tanda niat baik sebelum pergi, Mbappe dikatakan bersedia merelakan uang sebesar 80 juta euro dengan syarat memberi tahu Al-Khelaifi secara pribadi tentang keputusan akhirnya, baik hengkang atau memperbarui masa kerjanya di PSG.

Kisah Mbappe rumit. Keputusannya dipengaruhi oleh finansial, loyalitas, dan ambisi pribadi, lebih dari sekadar transfer. Sebagaimana layaknya sepak bola modern yang mana aspek hubungan antara pemain dan klub juga penting.

Sementara itu, bayangkan bagaimana penawaran Madrid kepada Mbappe. Soalnya, sang penyerang berarti rela menolak gaji tahunan sebesar 50 juta euro, bonus penandatanganan kontrak sebesar 120 juta euro, dan insentif tambahan besar lain dari PSG.