Bagikan:

JAKARTA - Ketegangan di Barcelona mencapai puncak. Hasil seri 3-3 melawan penghuni zona degradasi Granada pada pekan terbaru La Liga 2023/2024 menjadi pemantik.

Ada kekhawatiran Barca tidak membaik ke depan, tidak ada peningkatan, dan tidak bisa mengatasi masalah yang menghantui mereka sepanjang musim.

Hasil seri melawan Granada mengonfirmasi bahwa Barca untuk kesekian kali tidak dapat menemukan konsistensi dalam hasil maupun performa.

Kini, Blaugrana berselisih 10 poin dari Real Madrid yang ada di puncak klasemen La Liga 2023/2024.

Meski tak ada kata menyerah, tetap saja nada pesimistis mengalir deras. Barcelona dinilai tidak mampu mengakhiri musim dengan bagus, maksimal peringkat kedua La Liga 2023/2024.

Selain itu, nada sumbang juga mengarah ke soal keraguan Barca memperkecil jarak yang begitu besar dari Madrid. Jarak poin saat ini merupakan terbesar yang pernah ada dalam sejarah rivalitas keduanya.

Alhasil, kegugupan, kekhawatiran, ketegangan, dan keraguan pun menguasai klub, terutama di jajaran direksi yang dipimpin oleh Joan Laporta.

Presiden Barcelona, yang mulai disebut-sebut oleh para penggemar sebagai salah satu penyebab situasi ini, mengungkapkan kemarahannya setelah bentrokan melawan Granada pada 12 Februari 2024.

Dia tidak bisa menyembunyikan kejengkelannya. Namun, ternyata Laporta ternyata tidak akan mengambil tindakan terhadap Manajer Xavi Hernandez atas kegagalan meraih poin sempurna atas Granada.

Hanya saja, menurut laporan Marca, keputusan Laporta untuk mempertahankan Xavi hingga akhir musim ini tampaknya punya kans besar dicabut.

Sebelumnya diketahui, Xavi memang sudah mengumumkan pengunduran diri setelah musim ini kelar. Laporta pun menyetujui itu.

Kali ini situasinya berbeda. Kritik dari pendukung Barca menyusul kekalahan melawan Villarreal sebelum hasil seri kontra Granada membuat Laporta harus turun tangan.

Masih ada laga terdekat bertandang ke Celta Vigo. Xavi mungkin bisa membuktikan diri bahwa dirinya masih pantas bertahan hingga akhir musim mengingat Celta ada di ambang degradasi.

Masalahnya, bukan laga melawan Celta Vigo yang menjadi tenggat buat Laporta untuk bertindak tegas, melainkan partai berikutnya di Liga Champions 2023/2024 kontra Napoli.

Dua leg partai 16 besar Liga Champions itu akan menjadi kunci karier Xavi. Jika dia gagal membawa tim ke perempat final, ada peluang besar Laporta langsung memberhentikannya sebelum akhir musim ini.

Soalnya, manajemen Barca sudah berhitung sejak awal musim. Ketidaklolosan ke perempat final Liga Champions membawa kerugian dari finansial. Mereka akan kehilangan sekitar 9,6 juta penonton.

Selain itu, sisi ekonomi Blaugrana bakal tidak seimbang karena manajemen sudah menganggarkan dana untuk mencapai perempat final Liga Champions 2023/2024.

Tak heran, situasi penuh tekanan itu membuat Laporta sudah bersiap. Dia dikabarkan telah mengontak sejumlah nama untuk menggantikan Xavi andai Barca gagal di 16 besar Liga Champions.