Bagikan:

JAKARTA - Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI) mengambil sikap atas polemik penunggakan gaji yang dialami para pemain Kalteng Putra. APPI mengupayakan agar para pemain justru tak bernasib tragis.

Sebelumnya diketahui bahwa skuad Kalteng Putra mengalami penunggakan gaji hingga tiga bulan. Hal itu membuat para pemain kompak mogok main saat melawan PSCS Cilacap di laga playoff degradasi Liga 2 pada 27 January 2024.

Bukan cuma itu, sikap tim yang belum juga memberikan titik terang soal hak para pemain membuat tak sedikit penggawa yang akhirnya mencurahkan keresahan di media sosialnya.

Kondisi itu ternyata justru berbalik jadi bumerang bagi para pemain. Pihak klub Kalteng Putra malah melaporkan curhatan pemain di media sosial ke kepolisian dengan landasan Undang-Undang ITE.

Tidak hanya itu, para pemain ini pun terancam sanksi dari Komdis PSSI imbas dari keputusan mogok bermain. Situasi ini kemudian membuat APPI akhirnya turun tangan.

Presiden APPI, Andritany Ardhiyasa, menyatakan akan melindungi para pemain Kalteng Putra agar terhindar dari jeratan hukum dan sanksi Komdis PSSI.

"APPI berharap Komdis (PSSI) bisa bertindak tepat dalam menyelesaikan masalah ini sehingga para pemain tidak bernasib tragis," katanya dalam keterangan saat konferensi pers di Kantor APPI pada Jumat, 2 Februari 2024.

"Jangan sampai mereka (pemain) menjadi korban deretan malapetaka sepak bola Indonesia. Jangan sampai para pemain yang tidak dibayar gajinya ini yang justru malah dilaporkan ke polisi oleh klubnya, lalu disanksi (Komdis) PSSI. Itu 'kan tragis," tuturnya.

Selain itu, APPI juga sangat menyayangkan tunggakan gaji pemain seperti dialami oleh para pemain Kalteng Putra. Kasus tunggakan gaji masih kerap terjadi di sepak bola Indonesia.

Karena itu, APPI berharap PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) lebih serius dan ketat dalam memverifikasi keuangan klub ke depannya sehingga kasus penunggakan gaji pemain seperti sekarang tidak dapat terulang.