Bagikan:

JAKARTA - Laga kulminasi ideal saat Real Madrid melawan Barcelona di final Piala Super Spanyol. Pelatih Barca Xavi Hernandez menyatakan tidak ada favorit di laga el clasico, Senin, 15 Januari dini hari WIB.

Barca melangkah ke final usai mengatasi perlawanan Osasuna 2-0 yang digelar di tempat netral di Stadion Al-Awwal Park, Riyadh, Arab Saudi.

Meski sempat mengalami kesulitan menghadapi benteng pertahanan runner up Copa del Rey ini, Barca akhirnya bisa meraih kemenangan dalam laga semifinal pada Jumat, 12 Januari dini hari WIB.

Barca yang berstatus juara La Liga Spanyol menghadapi rival bebuyutan, Real Madrid, yang melaju ke final setelah mengatasi Atletico Madrid dalam duel dramatis 5-3.

Madrid sebagai juara Copa del Rey butuh tambahan waktu atau extra time setelah di pertandingan normal kedua tim bermain imbang 3-3.

Laga el clasico di final Piala Super Spanyol juga merupakan ulangan tahun lalu. Saat itu, Barca menang 3-1 dan menjadikan Xavi meraih trofi pertama sebagai pelatih di Barca.

Namun Xavi menyatakan laga tahun lalu sama sekali tak berpengaruh pada kedua tim meski mayoritas pemain tak berubah. Menurut dia tidak ada yang menjadi favorit di el clasico. 

Kedua tim memang biasa saling mengalahkan. Pada El Clasico jilid pertama musim ini, Madrid menang 2-1 atas Barca di kompetisi domestik di Olimpic Lluis Companys.

"Kami kembali melakoni laga final dan el clasico untuk ke sekian kalinya. Ini tentu menjadi target kami. Kami memang tidak memainkan sepak bola yang brilian, tetapi laga yang serius," kata Xavi.

"Tidak ada favorit di laga tersebut karena ini adalah El Clasico. Meski demikian saya berharap laga final berjalan seperti tahun lalu. Kami adalah juara bertahan dan berharap bisa menikmatinya lagi," ucap dia lagi.

Sementara, pelatih Madrid Carlo Ancelotti sudah memberi warning kepada Barca. Menurut dia Madrid menunjukkan sebuah tim yang menolak menyerah.

Saat tertinggal 3-2 di laga melawan Atletico, Los Blancos terus bermain menekan demi menyamakan kedudukan. Hasilnya, Madrid bisa mencetak gol saat laga tersisa lima menit dalam waktu normal.

"Pemain tidak pernah menyerah. Itulah DNA Real Madrid," kata Ancelotti.

Xavi pun membalas psy war Ancelotti bahwa Barca bakal membuktikan sebagai yang terbaik dan kembali menaklukkan Madrid di laga puncak.

"Kami akan merebut bola yang dikuasai Madrid. Itulah DNA kami. Dan kami sangat termotivasi untuk melakukannya. Ini momentum untuk menunjukkan penampilan terbaik kami," ucap Xavi.

Laga semifinal cukup memuaskan Xavi karena striker Robert Lewandowski kembali menunjukkan ketajamannya.

Eks penyerang Bayern Munchen ini menjadi sorotan setelah kehilangan ketajaman sejak pulih dari cedera.

Lewandowski membuka kemenangan Barca. Selanjutnya, bintang muda Lamine Yamal kian bersinar setelah memantapkan keunggulan los Cules dan membawa mereka ke final.