Bagikan:

JAKARTA - Calon Presiden (Capres) Nomor Urut 02, Prabowo Subianto mengungkap alasan anak muda enggan memilih untuk menjadi petani.

Tak adanya regenerasi membuat jumlah petani terus berkurang di Tanah Air.

Alasan dibalik anak muda menolak menjadi petani, kata Prabowo, berkaitan dengan kesejahteraan petani.

“Kenapa berkurang petani? karena anak muda melihat bapaknya enggak untung, hidupnya susah, nilai tukarnya enggak cocok,” katanya dalam Dialog Capres Bersama Kadin Indonesia, di Jakarta, Jumat, 12 Januari.

Kata dia, saat ini banyak anak dari petani yang kesulitan untuk mendapatkan akses pendidikan yang bagus. A

lasannya, karena banyak hal terlalu disandarkan pada mekanisme perdagangan bebas.

“Dan bahwa alam ini, neoliberal ini membuat anak petani sulit sekolah bagus. Karena semua dianggap harus free market. Free market bener, tapi basic, hak rakyat tidak boleh diperdagangkan,” ucap Prabowo.

Berkaca pada pemerintahan Orde Baru, Prabowo mengatakan peninggalan Presiden Soeharto yang patut dicontoh.

Prabowo juga menyinggung terkait penyaluran pupuk bersubsidi kepada petani dan tidak untuk perdagangkan.

“Jadi keberpihakan pengelolaan pupuk harus ke petani, jangan pupuk banyak perantaranya dan jangan dibiarkan diperdagangkan, itu pupuk subsidi untuk rakyat,” katanya.

Prabowo juga menyinggung soal peran Perum Bulog di era Soeharto.

Kata dia, Perum Bulog saat itu bertugas sebagai pengedali. Ketika harga di petani kurang baik, maka bisa dikendalikan.

“Makanya pengelolaan yang sudah baik di zaman Pak Harto kenapa dibongkar? Yang benar Bulog melakukan operasi pengendalian. Kalau harga untuk petani kurang baik bisa dikendalikan, tapi konsumen di kota juga dijaga,” ujarnya.