Bagikan:

JAKARTA - Calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto mengajak pengurus Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) untuk berdiskusi membahas pertanian selama lima jam di kediamannya di Hambalang, Bogor, Jawa Barat.

"Saya undang anda khusus. Kita diskusi lima jam di Hambalang, gimana?," kata Prabowo dalam acara dialog capres yang digelar Kadin di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, dilansir ANTARA, Jumat, 12 Januari. 

Prabowo menilai waktu dua menit untuk menjawab pertanyaan dari salah satu peserta diskusi tentang isu pertanian tidak cukup.

"Dua menit kumaha atuh," kata Prabowo saat bergurau di atas panggung dialog.

Merespons pertanyaan Prabowo, Wakil Kepala Badan Moneter Kadin Aviliani selaku moderator dialog menyambut baik undangan tersebut. 

"Nanti kita undang Kadin ke tempatnya bapak, soalnya yang nanya banyak hari ini, nanti ada lima (pertanyaan) lagi," kata Avilian.

Lalu Prabowo mengatakan dirinya siap melayani pertanyaan dari para anggota Kadin bahkan kalau sampai 50 orang yang bertanya.

Terakhir Prabowo kembali bergurau meminta penilaian dari Kadin tentang penjelasannya dalam dialog.

"Bagaimana nilai saya?," tanya Prabowo.

"150 ya," jawab Avilian sambil bergurau.

 

Sebelumnya, Prabwo mendapatkan pertanyaan dari salah satu anggota Kadin dari wilayah Sulawesi tentang fenomena anak muda yang tidak mau menjadi petani dan upaya memajukan pertanian dalam negeri.

"Kenapa berkurang petani karena anak-anak muda melihat bapaknya tidak untung, hidupnya susah," kata Prabowo ketika menjawab pertanyaan tersebut.

Prabowo menilai banyak anak petani yang tidak mendapatkan fasilitas dasar seperti pendidikan dan pelayanan kesehatan yang layak.

Karena itu, dia menegaskan jika terpilih, Prabowo berjanji akan meningkatkan perekonomian para petani dengan memberikan stimulus seperti pemberian pupuk murah, pengendalian harga pangan yang berpihak kepada petani hingga pembangunan lumbung pangan atau food estate.

Selain itu, Prabowo juga akan meningkatkan kualitas padi dalam negeri agar bisa tembus ke pasar internasional. Dengan demikian, pendapat para petani akan semakin meningkat

Hal tersebut sekaligus akan memperkecil kemungkinan pemerintah mengimpor padi dari negara lain untuk dikonsumsi di dalam negeri.