Bagikan:

YOGYAKARTA – Peluang duet Prabowo-Mahfud MD di Pilpres 2024 mencuat ke permukaan setelah kedua tokoh tersebut bertemu pada hari ketiga lebaran, atau Selasa, 25 April 2023.

Prabowo Subianto yang saat ini menjabat sebagai Menteri Pertahanan, mengunjungi kediaman Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD di Kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.

"Saya Lebaran ke Menko saya, atasan saya. Beliau berkenan menerima saya. Beliau baru pulang dari Jawa Timur, langsung menerima saya," tutur Prabowo.

Prabowo pun mengundang Mahfud MD untuk mengunjungi kediamannya di Hambalang, Bogor,  Jawa Barat. Sambil tersenyum hangat, ia mengatakan ingin Mahfud mengisi tausiah di Hambalang.

"Saya minta beliau (Mahfud MD) kasih tausiah nanti di Hambalang," ujarnya.

Sementara, Mahfud MD menyebut pertemuannya dengan Prabowo dalam dalam rangka silaturahmi Idul Fitri.

"Jadi hanya lebaran tadi, terima kasih Anda semua di sini, saya kira tadi ada apa ini," kata Mahfud.

Mahfud pun menyatakan bakal berkunjung balik ke kediaman Prabowo di Hambalang, kendati belum tahu kapan waktu pastinya.

Nanti saya mau main ke Hambalang juga. Nantilah kalau sudah longgar (ke Hambalang). Ini kan masih suasana Lebaran," ucap Mahfud.

Lantas, bagaimana peluang duet Prabowo-Mahfud MD di Pemilihan Umum 2023?

Peluang Duet Prabowo-Mahfud MD

Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam mengutarakan pendapatnya soal wacana duet Prabowo-Mahfud.

Ia menilai, keinginan Prabowo untuk membidik Mahfud MD sebagai calon wakil presiden dapat menjadi titik temu sejumlah identitas, termasuk pengalamannya di tiga matra pemerintahan.

"Selain berpengalaman di eksekutif, legislatif, dan yudikatif, Mahfud juga representasi kelompok kultural Nahdlatul Ulama (NU) yang diharapkan bisa menguatkan elektabilitas Prabowo di Jawa Timur," tutur Umam, dikutip dari Kompas, Kamis, 27 April 2023.

Akan tetapi, terdapat sejumlah hal yang perlu diselesaikan jika Prabowo berduet dengan Mahfud MD di Pilpres.

Pertama, harus ada partai yang siap menjadi guarantor (penjamin) bagi Mahfud untuk posisinya sebagai cawapres. Hal tersebut disebabkan Mahfud MD tidak memiliki partai politik.

Selain itu, sejumlah ketua umum partai pendukung Prabowo juga berusaha memastikan agar posisi cawapres diisi oleh petinggi partai mereka.

Kedua, Prabowo harus bisa meyakinkan para petinggi partai yang menolak pencalonan Mahfud MD sebagai cawapres pada Pemilu 2019, agar bisa menerima pencawapresannya pada Pilpres 2024.

Dikatakan Umam, sikap tegas Mahfud soal kebijakan penegakan hukum dan pemberantasan korupsi pada level tertentu, juga dianggap merecoki zona nyaman para elite politik.

Ketiga, sikap berani Mahfud MD dalam isu-isu hukum disebut Umam bisa menjadi pemantik yang memicu instabilitas politik yang mengusik zona nyaman capres.

"Capres umumnya membutuhkan cawapres yang memberikan insentif elektoral, tetapi tidak memiliki kekuatan politik memadai, sehingga capres tidak merasa terancam oleh manuver cawapres," kata Umam.

Apabila Prabowo Subianto ingin maju bersama Mahfud MD sebagai pasangan capres-cawapres, umam menilai ketiga masalah tersebut harus diselesaikan lebih dulu.

Demikian informasi tentang peluang duet Prabowo-Mahfud MD di Pilpres 2024. Untuk mendapatkan berita menarik lainnya, baca terus VOI.ID.