JAKARTA - Tanggal 29 Desember diperingati sebagai salah satu hari kehilangan besar dalam dunia sepak bola dunia. Edson Arantes do Nascimento alias Pele meninggal dunia pada 29 Desember 2022 pada usia 82 tahun.
Tepat setahun, dunia sepak bola tanpa kehadiran Pele. Dia meninggal di rumah sakit Albert Einstein, Sao Paulo, setelah berjuang melawan kanker kolon tepat 11 hari selepas Piala Dunia 2022 di Qatar berakhir.
Pele dikenang sebagai Raja Sepak Bola Dunia. Dia merupakan seniman sepak bola asal Brasil yang menjadikan olahraga si kulit bulat ini semakin indah.
Penampilan Pele selalu menghibur semua mata yang memadang. Keterampilannya mengolah bola menjadi karakteristik permainannya, tidak ada permainan kasar.
Ia menciptakan kembali gaya sepak bola baru bernama ‘ginga’, sebuah cara tradisional yang dimainkan orang Brasil dengan menggunakan gerakan seni bela diri tertentu. Pele bukan hanya pemain hebat, tapi berada di kelasnya sendirian.
Tidak ada seorang pun selain Maradona yang pernah dibandingkan dengannya pada level yang sama. Dia sebaik itu.
Pele mencetak 77 gol dalam 92 penampilan dalam karier internasional bersama Brasil. Saat itu, torehan tersebut menjadi rekor dunia.
Karier di klub tak kalah mentereng. Dia membuat 647 gol dalam 606 pertandingan saat bermaun untuk Santos dan New York Cosmos.
BACA JUGA:
Menurut FIFA, total gol Pele mencapai 1.281 dari 1.367 penampilan. Kalau sekarang, dia bakal dinobatkan sebagai mesin pencetak gol.
Pele berkontribusi terhadap tiga dari lima gelar Piala Dunia untuk Brasil.
Pada tahun 1958, saat Pele berusia 17 tahun, dia mencetak hattrick dalam 20 menit melawan Prancis di semifinal Piala Dunia.
Dia kemudian mencetak gol di final melawan Swedia untuk membantu Brasil mengangkat trofi Piala Dunia untuk pertama kalinya. Piala Dunia 1958 juga tercatat sebagai turnamen pertama Pele di level tim nasional.
Pada Piala Dunia berikutnya tahun 1962, Pele mengalami cedera. Dia tidak bisa bermain terlalu banyak, tapi ternyata masih memberikan pengaruh cukup besar.
Pada 1970 atau Piala Dunia terakhirnya, Pele menjadi bagian dari Brasil yang menghancurkan Italia 4-1 di final dan menjadi tim pertama yang memenangi tiga trofi Jules Rimet. Pada partai puncak itu, dia mencetak gol pembuka Brasil.
Sejak saat itu, Brasil tak pernah mengangkat trofi Piala Dunia hingga pergelaran tahun 1994.
Sementara itu, Pele lahir dari keluarga miskin di Sao Paulo. Ketika belum genap berusia 10 tahun, dia melihat ayahnya menangis setelah Brasil kalah dari Uruguay pada final Piala Dunia 1950 di kandang sendiri.
Dia berjanji kepada ayahnya bahwa dia akan memenangi Piala Dunia untuknya. Delapan tahun kemudian, dia menepati janjinya.
Nama panggilannya Pele melekat karena saat kecil dia adalah penggemar kiper klub bernama Bile, tetapi terus salah mengucapkan namanya sebagai Pele.
Jadi, orang-orang mulai memanggilnya seperti itu dan nama itu terus berlanjut selama sisa hidupnya.
Selepas pensiun, Pele bertindak sebagai duta sepak bola. Pada tahun 2013, ia dianugerahi FIFA Ballon d'Or Prix d'Honneur sebagai pengakuan atas karier dan prestasinya. Pada tahun 2020, ia masuk dalam Tim Impian Ballon d'Or, XI terhebat sepanjang masa.