Anggap Persaingan MotoGP Mulai Membosankan, Casey Stoner Goda Kawasaki-Suzuki 'Ngebut' Lagi
Ajang balapan MotoGP 2022 di Sirkuit Internasional Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB). (dok. MotoGP)

Bagikan:

JAKARTA - Tim pabrikan Kawasaki dan Suzuki telah resmi meninggalkan MotoGP. Pembalap Casey Stoner merasa persaingan di sirkuit mulai melemah sembari berharap dua pabrikan raksasa yang hengkang itu kembali 'ngebut' lagi.

Stoner diketahui tidak pernah mendukung penuh pengembangan aero dan downforce yang membawa MotoGP saat ini ke kecepatan lebih tinggi dari sebelumnya.

Namun, Stoner merasa balapan saat ini cenderung dikuasai satu nama, Ducati. Dari situasi itu, Stoner yang juga pernah juara dua kali bersama Ducati dan Honda percaya perlu adanya persaingan yang beragam.

“Kami terus berpikir Anda tidak bisa menghentikan perkembangan ini," kata Stoner saat berbicara kepada TNT Sports dilansir dari Crash.net pada Minggu, 31 Desember.

Sejatinya Stoner menyebut pabrikan tidak membutuhkan hal-hal seperti perubahan regulasi teknis di jalanan sehingga dapat mengatur apa yang dapat dilakukan. Para pihak hanya memerlukan seperangkat aturan yang pada dasarnya berlaku selama 10 tahun.

“Produsen masuk, tahu apa yang bisa mereka sisihkan untuk anggaran, realistis. Bawa kembali Suzuki, Kawasaki, pabrikan lain,”

“Mereka tahu peraturannya sama selama 10 tahun, mereka tidak akan terus-menerus berada di belakang delapan bola, berkata ‘sekarang kami tidak punya anggaran untuk ini’,” kata dia.

“Ada banyak hal yang semua orang anggap sedang bergerak maju. Tapi mereka perlu memperlambat. Belum ada satu balapan pun tahun ini yang setiap pembalapnya duduk di kursinya,” ujar Stoner.

Stoner merasa MotoGP terus-menerus mencoba meniru Formula 1, hanya saja dengan lebih banyak perangkat elektronik. Sebagai bagian dari upaya untuk meniru F1, balapan sprint telah menjadi tambahan besar pada olahraga ini musim ini dan Stoner mengatakan hal itu tidak boleh dilakukan.

"Kami tidak perlu meniru Formula 1. Kami menciptakan balapan karena lebar motor kami satu setengah kaki dan Anda dapat memasukkan delapan motor ke dalam satu tikungan. Anda tidak bisa melakukan itu di F1,”

“Kita tidak boleh mencoba meniru mereka dengan balapan sprint. Biarkan saja apa adanya. Anda akan memiliki pengendara yang sama di kursi mereka setiap minggunya,” kata Stoner.