Eks Kapten AC Milan Kecam Isu Pemecatan Pelatih Stefano Pioli
Pemain AC Milan merayakan gol. Eks kapten Milan mengecam isu negatif tim yang sukses ditangani pelatih Stefano Pioli. (X/@acmilan)

Bagikan:

JAKARTA - Pelatih AC Milan Stefano Pioli berada dalam tekanan menjelang laga krusial melawan Sassuolo. Namun eks kapten Milan Massimo Ambrosini memberi pembelaan terhadap Pioli dan mengritik isu pemecatan sang pelatih.

Milan gagal di Liga Champions dan harus berjuang keras mempertahankan posisi di klasemen Serie A Italia.

Pada laga terakhir melawan Salernitana yang menduduki dasar klasemen, Milan nyaris tumbang sebelum diselamatkan Luka Jovic yang mencetak gol di menit terakhir.

Skor akhir Milan 2-2 yang menjadikan mereka kian tertinggal dari rival satu kota, Inter Milan yang bertengger di puncak klasemen.

Dengan memiliki poin 33, Milan sudah tertinggal 11 poin dengan Inter. Sementara, Juventus yang menempati peringkat dua mengantungi poin 40.

Milan pun mendapat ancaman dari Bologna yang hanya terpaut dua poin. Sedangkan Fiorentina yang menempati posisi lima juga sudah mengintip peluang menggeser Milan karena memiliki poin 30.

Kedua tim menjadi ancaman serius Rossoneri dalam perebutan posisi di empat besar demi mendapatkan slot ke Liga Champions musim depan.

Situasi penuh tekanan itu menjadikan posisi Pioli mulai tak nyaman. Muncul desakan agar memberhentikan sang pelatih. Klub sudah tak sabar dengan Pioli yang hanya membawa tim bertahan di tiga besar.

Hanya kritikan dan serngan yang ditujukan kepada Pioli justru mendapat bantahan dari Ambrosini. Menurut dia tim sesungguhnya tak konsisten.

Namun Pioli yang menjadi sasaran kritik, termasuk strategi bermain yang dinilai tak sesuai dengan karater Milan.

"Tim ini tak punya konsistensi," kata Ambrosini menanggapi kondisi Milan.

"Tim sesungguhnya memiliki gagasan sepak bola yang sangat bagus, tetapi mereka tak bisa menerapkannya dengan baik. Persoalannya tak mudah menghadapi situasi seperti ini," ucapnya lagi.

"Jadi saya kaget saja dengan situasi negatif di sekitar Milan. Saya heran dengan begitu banyak orang yang mengaku merasa kecewa dengan kondisi tim sejak meraih Scudetto," ujar gelandang Milan sejak 1995 hingga 2013.

Ambrosini menilai banyak yang seperti tak menerima saat Milan mengalami kesulitan setelah kembali meraih Scudetto pada 2022. Padahal, Pioli sukses membawa Rossoneri tetap bertahan di papan atas liga usai memenangi liga.

Menurutnya tidak tepat memecat Pioli yang sukses membawa tim ke papan atas. Dengan penghematan yang dilakukan klub dalam belanja pemain, Pioli cukup berhasil membangun tim yang kompetitif.

"Lihat saja klasemen. Milan masih berada di jalur untuk mencapai target minimal. Saya menilai sulit Milan mencapai posisi seperti sekarang ini bila tidak bersama pelatih tersebut," kata Ambrosini.

"Saya heran saja dengan reaksi siapa pun saat tim mengalami kesulitan usai meraih Scudetto," tutur dia lebih lanjut.

Ambrosini yang turut membawa Milan memenangi Liga Champions dua kali dan Scudetto empat kali ini juga mengritisi masuknya Zlatan Ibrahimvic sebagai Senior Advisor pemilik klub Gerry Cardinale.

Posisi Ibrahimovic disebut-sebut membuat Pioli tak lagi sepenuhnya berkuasa di tim. Otoritas sebagai pelatih kepala pun sepertinya diminimalkan dengan kehadiran Ibrahimovic.

"Secara teori, dia mengisi kekosongan setelah kepergian Paolo Maldini dan Ricky Massara. Tetapi sepertinya Zlatan mendapat peran lebih dari itu," ucapnya.

Ambrosini berharap pemain turut mengambil tanggung jawab atas menurunnnya performa tim. Pemain harus bisa menunjukkan konsistensinya.

"Pemain juga harus ikut tanggung jawab. Jelas problem motivasi bisa datang dari pelatih, klub dan lingkungan sekitar. Tetapi pemain juga harus melakukan lebih. Mereka harus menunjukkan karakter, jiwa dan lebih konsisten," kata Ambrosini.