Bagikan:

JAKARTA - Pentas Shin Tae-yong muda yang membela tim nasional Korea Selatan U-16 di Piala Dunia U-16 1987 Kanada. Hanya saja, Shin Tae-yong yang kini melatih Indonesia membawa Korsel sampai perempat final. Sedangkan Uni Soviet yang kini menjadi Rusia tampil sebagai jawara.

Generasi 1970 menjadi tulang punggung tim yang berlaga Piala Dunia U-16 1987 di Kanada. Kejuaraan dunia yunior ini diikuti 16 tim yang digelar di empat kota, Toronto, Montreal, Saint John, St. John's pada 12-25 Juli 1987.

Juara bertahan Nigeria dengan materi pemain yang sudah pasti berbeda kembali berlaga bersama wakil Afrika lainnya, Pantai Gading, dan Mesir. Dari Asia, selain Korsel ada Qatar dan Arab Saudi.

Tim-tim elite di level senior seperti Brasil, Italia, Perancis pun ambil bagian. Termasuk Rusia yang saat itu dikenal Uni Soviet.

Korsel dan Qatar menjadi dua tim Asia yang lolos ke babak knockout. Korsel yang berada di Grup B melejit bersama Shin Tae-yong muda.

Pelatih timnas Indonesia ini menyelamatkan Korsel dari kekalahan di laga pertama melawan Pantai Gading. Dia mencetak gol yang menyamakan skor menjadi 1-1.

Pada laga kedua, mereka kalah 1-0 dari Ekuador. Namun di laga terakhir yang menjadi penentuan, Korsel menghajar Amerika Serikat 4-2. Shin Tae-yong kembali unjuk kebolehan dengan menyumbang satu gol.

Mereka pun melangkah ke perempat final untuk menghadapi Italia. Kali ini, perjalanan Sin Tae-yong dkk akhirnya terhenti karena mereka dipaksa menyerah 2-0.

Namun Italia juga tidak berkutik di babak semifinal. Nigeria yang mengalahkan Italia dengan skor tipis 1-0.

Meski sudah mencapai final, namun harapan Nigeria mempertahankan gelar juara tak kesampaian. Uni Soviet atau Rusia yang tampil sebagai juara setelah mengalahkan Nigeria 4-2 (1-1) lewat drama adu penalti di laga final.

Laga final merupakan ulangan karena kedua tim sesungguhnya sudah bertemu di penyisihan Grup D. Hasilnya, mereka bermain imbang 1-1. Soviet yang kemudian tampil sebagai juara grup setelah membantai Meksiko 7-0 dan kemudian mengalahkan Bolivia 4-2.

Performa gemilang Soviet menjadikan mereka sebagai unggulan. Apalagi, tim memang telah melakukan persiapan dengan sangat baik. Ini menjadikan fisik dan mental Soviet terlihat lebih baik dibandingkan tim-tim lain.

Tak hanya itu, permainan Soviet pun dinilai mengejutkan. Mereka memainkan sepak bola ofensif dengan sangat apik tetapi tak lupa dengan pertahanan. Di sektor tengah Soviet mengandalkan playmaker Anatoli Mushinka dan Mirdajail Kasymov.

Setelah melewati peyisihan grup, Soviet bertemu Perancis dan berhasil menang 3-2. Di semifinal, Soviet menghabisi Pantai Gading 5-1.

Kemenangan yang di luar dugaan karena Pantai Gading diprediksi memberi perlawanan ketat. Apalagi, mereka memiliki top scorer Moussa Traore.

Piala Dunia U-17 1986 sesungguhnya melahirkan banyak bintang. Beberapa di antaranya memang bersinar di usia muda tetapi kemudian tenggelam dan lebih banyak bermain di klub-klub medioker.

Namun ada pula yang terus berkembang masuk jajaran elite di level senior seperti Emmanuel Petit (Perancis), Gianluca Pessotto (Italia) dan Sonny Anderson (Brasil).

Menariknya, para pemain Korsel rata-rata meraih sukses di level senior. Hampir separuh pemain tetap bermain di timnas senior, termasuk Shin Tae-yong. Mereka juga bermain di klub-klub elite di Liga Korsel.