Congkaknya Bos Red Bull Racing, Menanti Perlawanan dari Mercedes di F1 2024
Red Bull Racing menantikan persaingan dengan Mercedes. (Foto: Twitter/@redbullracing)

Bagikan:

JAKARTA - Red Bull Racing begitu mendominasi Formula One (F1) 2023 dengan pebalap andalannya Max Verstappen dan Sergio Perez. Bahkan, saat musim ini masih menyisakan beberapa seri lagi, gelar konstruktor sudah dalam genggaman.

Tim seperti Ferrari dan Mercedes dibuat tak berdaya dengan performa gemilang "jet darat" RB19 yang dikendarai Verstappen dan Perez.

Tim principal Red Bull, Christian Horner, mengatakan, pihaknya kembali menantikan persaingan sengit dengan rival terberatnya yaitu tim Mercedes pada Formula 1 musim 2024.

"Bagi saya, olahraga adalah tentang persaingan. Sangat menyenangkan memiliki persaingan. Harus ada rasa hormat, tapi olahraga tak bisa disebut olahraga tanpa adanya persaingan," kata Horner, dikutip dari laman resmi Formula 1 via Antara, Jumat.

Adapun Red Bull telah memenangkan empat gelar berturut-turut di bawah kepemimpinan Horner dari tahun 2010 hingga 2013. Setelah itu, tim kehilangan mahkotanya dari Mercedes di bawah kepemimpinan Toto Wolff pada tahun 2014.

Tim berjuluk Silver Arrows itu kemudian memenangkan delapan gelar konstruktor berturut-turut – dari tahun 2014 hingga 2021 – hingga Red Bull bangkit kembali pada tahun 2022.

Skuad Red Bull asuhan Horner beradaptasi dengan baik terhadap peraturan teknis yang baru dan merebut kembali gelar pada tahun 2022 dan sejak itu memastikan gelar juara konstruktor kedua berturut-turut sekaligus gelar keenamnya secara keseluruhan pada tahun 2023.

"Jelas, kami jarang bertemu dengannya (Wolff) dalam beberapa tahun terakhir, tapi saya yakin dia sedang merencanakan sesuatu. Saya yakin mereka punya sesuatu yang sedang dikerjakan, dan mereka adalah tim yang hebat, mereka adalah tim yang besar, mereka punya pebalap yang hebat, mereka akan berusaha melawan,” ujar Horner.

Ia melanjutkan, tujuh musim tanpa gelar dan selalu berada di belakang Mercedes saat itu merupakan masa-masa yang sulit bagi tim. Namun, Horner mengatakan rasa sulit itu lah yang membuat tim semakin kuat dan yakin untuk mematahkan dominasi Mercedes.

“Rasanya sakit ketika Anda kalah. Jika tidak sakit, sebaiknya Anda tidak perlu melakukan ini sampai sejauh ini. Kami mengalami masa yang panjang, enam hingga tujuh musim yang sulit, tapi kami tidak pernah kehilangan pandangan tentang apa yang kami inginkan, dan kami adalah tim yang mematahkan dominasi (Mercedes) itu,” kata Horner.

“Dan semuanya berjalan dalam siklus, pada titik tertentu seseorang akan mengalahkan kami. Sekarang, apakah itu Mercedes, Ferrari, McLaren, Aston Martin atau siapa pun, kita tidak tahu, tapi yang bisa kita kendalikan hanyalah apa yang kita lakukan. Jadi, hanya itu yang kami fokuskan pada diri kami sendiri,” imbuhnya.