Berderai Air Mata, Marc Marquez Kirim Pesan Haru untuk Kru Honda
Marc Marquez memutuskan berpisah lebih cepat dengan Honda Racing Corporation (HRC). (Foto: Twitter/@HRC_MotoGP)

Bagikan:

JAKARTA - Marc Marquez telah menentukan pilihan dalam karier balapnya. Pebalap asal Spanyol itu memutuskan berpisah dengan Honda Racing Corporation (HRC) selepas MotoGP 2023.

Keputusan tersebut berat bagi Marquez. Ini begitu tampak dalam video perpisahan yang ditujukan kepada kru Repsol Honda.

Bahkan, dia sampai berderai air mata saat menyampaikan perpisahan kepada para kru pabrikan Jepang tersebut.

Keputusan ini membuat kebersamaan Marquez dan HRC selama 11 musim harus berakhir. Dia memilih untuk mengakhiri kontraknya dengan HRC yang masih tersisa satu tahun lebih cepat.

"Saya ingin berbagi dengan kalian melalui pesan ini yang saya kirim ke anggota tim. Saya tidak tahu harus mulai dari mana dan saya tidak tahu apakah yang saya lakukan benar atau salah," tulis Marquez di Instagram pada Kamis, 5 Oktober pagi WIB.

"Saya tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, saya tidak tahu apakah semua ini akan berjalan baik, tapi yang saya tahu adalah pencapaian kita bersama," tambahnya mengenang kebersamaan.

Bagi Marquez meninggalkan Honda adalah keputusan terberat dalam hidup. Ia kemudian menjelaskan bahwa pilihan yang diambil saat ini bukan berasal dari hatinya.

"Ini (berpisah) adalah keputusan tersulit dalam hidup saya yang berdasarkan pikiran dan keberanian, bukan hati saya. Hati saya akan selalu tetap bersama kalian, selalu. Kalian sudah mendukung saya dan akan tetap mendukung saya," tulis Marquez.

InstaStory Marc Marquez. (Foto: Instagram/@marcmarquez93)
InstaStory Marc Marquez. (Foto: Instagram/@marcmarquez93)

Meski berat dan emosional dalam menyampaikan pesan perpisahan, tapi di sisi lain Marquez menegaskan bahwa ia masih jadi pebalap yang punya mimpi besar meski tak lagi bersama Honda. Pebalap 30 tahun ini bertekad menyabet gelar juara saat bersama tim barunya kelak.

"Tapi saya ingin tegaskan satu hal. Saya ingin jadi pebalap terbaik di dunia lagi dan saya harus menikmatinya. Saya punya teori bahwa pendaki gunung dalam buku yang Anda berikan. Jika saya bisa mendaki gunung Everest dalam tiga hari? Kenapa harus mendakinya dalam lima hari?"

"Logikanya, akan lebih berisiko jika mendaki dalam tiga hari. Anda memaksa diri lebih keras dan mungkin jadi tidak mungkin. Tapi jika saya tidak mencoba, saya tidak akan mendapatkannya," tulis Marquez.