Raja Okto Kembali Terpilih Jadi Ketua KOI: Kami Tak Akan Berhenti karena Masih Banyak Program
Raja Sapta Oktohari (tengah) kembali terpilih menjadi Ketua Komite Olimpiade Indonesia atau NOC Indonesia. (Foto via Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Raja Sapta Oktohari kembali terpilih menjadi ketua umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI/NOC Indonesia) periode 2023-2027. Dia akan memimpin organisasi bersama Ismail Ning yang akan bertindak sebagai wakil ketua umum.

"Saya berterima kasih kepada seluruh pihak, kita baru saja selesai mengadakan kongres, walaupun belum tuntas tapi pemilihannya sudah mutlak secara aklamasi," kata Okto dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat.

"Saya bersama saudara saya Ismail Ning sudah bekerja empat tahun sebagai Komite Eksekutif, kami sudah tandeman lama, dengan formatnya yang beda. Tapi, setelah ini kami tidak akan berhenti karena programnya masih banyak," tambahnya.

Ini merupakan periode kedua Okto menjabat sebagai ketua umum KOI. Dia sebelumnya menjabat sebagai ketua untuk periode 2015-2019 menggantikan Erick Thohir.

Okto pun merupakan sosok yang dekat dengan dunia olahraga. Ia pernah memimpin Ikatan Sepeda Sport Indonesia (ISSI) DKI Jakarta, PB ISSI Pusat periode 2015-2019, Chef de Mission Indonesia di Olimpiade 2016 Rio, hingga Ketua Indonesia Asian Paralympic Games 2018 Organization Committee (INAPGOC) pada 2017.

Sebelumnya, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI Dito Ariotedjo berharap, dengan terpilihnya kepengurusan yang baru, KOI dapat terus meningkatkan kinerja dengan membangun sistem manajemen organisasi yang berkelanjutan dan transparan.

Lebih lanjut, Dito juga mengapresiasi KOI periode 2019-2023 yang dinilai telah bekerja keras dalam berbagai upaya yang dilakukan untuk atlet Indonesia.

“Upaya-upaya ini telah memastikan partisipasi para atlet Indonesia dalam multi event olahraga, seperti SEA Games Kuala Lumpur 2019, Olimpiade Tokyo 2020 yang diundur hingga 2021, SEA Games 2021 Vietnam yang mundur ke 2022, dan SEA Games Kamboja 2023," kata Menpora.

Selain itu, KOI juga dinilai telah berhasil menjaga diplomasi olahraga Indonesia di level internasional, salah satunya dengan mempercepat selesainya sanksi WADA (World Anti-Doping Agency).