JAKARTA - Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Erick Thohir masih terus melobi Federaasi FIFA untuk mengantisipasi sanksi berat pasca Piala Dunia U-20 2023 batal dihelat di Indonesia.
Itu disampaikan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Dito Ariotedjo, pasca dilantik Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggantikan Zainudin Amali di Istana Negara pada Senin, 3 April 2023 petang WIB.
"Sepengetahuan saya komunikasi dengan Ketum Erick Thohir, sekarang lobi-lobi dan diskusi masih dijalankan," kata Dito.
"Yang pasti pemerintah dengan tupoksi dan kewenangan kita selalu 'support' dari apa yang dilakukan Ketum PSSI," ia menambahkan.
FIFA resmi mencabut status Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 pada Rabu, 29 Maret pekan lalu. Dalam keterangan resminya, FIFA mengemukan keputusan itu dibuat karena "situasi terkini".
Namun, keputusan itu dianggap karena menguatnya gelombang protes terhadap tim nasional Israel. Pasca pencoretan, Indonesia pun bayang-bayangi sejumlah sanksi berat dari FIFA.
BACA JUGA:
Dalam kesempatan sebelumnya Erick sendiri telah berjanji akan bekerja keras untuk meminimalisir sanksi yang datang dari FIFA. Sejauh ini kemungkinan sanksi apa yang akan diterima pun belum diberitahu.
”Saya akan bekerja keras untuk kembali bernegosiasi kepada FIFA, menghindari sanksi yang bisa terjadi, karena dari FIFA sendiri tentu mengharapkan hal ini tidak terjadi,” kata Erick pada Jumat pekan kemarin.
Dalam surat mereka kepada Indonesia, FIFA mengindikasikan bahwa saat ini mereka sedang mempelajari dan mempertimbangkan sanksi yang akan diberikan. Oleh karena itu, masih ada kesempatan buat Indonesia buat berdiskusi untuk meringankan sanksi.
"Saya sedang menunggu undangan FIFA setelah mereka melakukan rapat FIFA Council, beberapa hari ke depan dan saya siap bertemu dengan FIFA kembali," ujar Erick.
Indonesia sebelumnya pernah disanksi FIFA pada 2015 yang mengakibatkan tim nasional dan klub-klub Indonesia tidak bisa berlaga di kompetisi internasional.