Cerita Sang Penemu 'Harta Karun Mesir': Jika Saya Tak Melihatnya, Mungkin Mo Salah di Bermain di Divisi 2 Mesir
Pemain timnas Mesir dan Liverpool, Mohamed Salah. (Foto: Twitter/@LFC)

Bagikan:

JAKARTA - Pertama kali Ivica Todorov melihat Mohamed Salah bermain sepak bola, dia tahu dia telah menemukan harta karun Mesir.

Saat itu Desember 2010. Pelatih Serbia-Prancis baru saja mengambil alih pekerjaan manajer klub Al Mokawloon Al Arab.

Saat itu dia melakukan sebuah kunjungan yang kebetulan, untuk menonton tim yunior klub di pinggiran Kairo. Momen kebetulan ini yang mengubah hidup Todorov dan Salah selamanya.

Selang 13 tahun kemudian, momen itu menyebabkan revisi besar dari buku rekor Liverpool.

Penampilan Salah hari itu di tim junior sudah cukup untuk meyakinkan Todorov untuk memasukkan pemain berusia 18 tahun itu ke tim utama.

Remaja yang awalnya membutuhkan waktu empat jam dan lima bus untuk sampai ke tempat latihan, adalah sosok yang frustrasi tanpa gol dan tanpa dampak setelah debut yang mengecewakan beberapa bulan di divisi teratas Mesir.

Tapi itu di bawah Todorov, dia mencetak gol senior pertamanya saat bermain imbang 1-1 melawan juara Al Ahly.

Saat itu, dia mencetak gol khasnya yang menampilkan kecepatan untuk menggetarkan untuk menembus pertahanan lawan.

"Setelah melihatnya, saya tahu dia adalah bakat yang langka," kenang Todorov seperti dilansir The Sun. "Mo sedang bermain dengan tim yunior ketika mereka kalah 1-0 hingga 16 menit terakhir. Dia berpartisipasi dan mencetak gol dan memberikan assist."

'Saya memutuskan empat hari setelah pertandingan itu untuk memberinya kesempatan melawan raksasa Mesir Al Ahly," lanjutnya.

Pria berusia 72 tahun itu menambahkan, "Saya memiliki keberanian untuk memainkannya dan dia mencetak gol. Selebihnya kita semua tahu."

Sang mantan pelatih mengaku kagum dengan Salah. Dia bangga pemain yang pernah dididiknya kini menjadi salah satu yang terbaik di dunia.

"Jika saya tidak berada di sana untuk menonton pertandingan remaja, dia mungkin akan bermain di divisi dua Mesir hari ini," tutur Todorov.

"Salah memang cepat, tetapi perlu untuk mengembangkan penggunaan kecepatannya di lapangan dan kemampuannya untuk mengontrol gerakannya saat berlari. Kami bekerja sama untuk mengembangkan kontrolnya terhadap bola dan mencetak gol - tetapi yang terpenting adalah bakatnya."

"Selama waktu kami bersama, saya mendorongnya untuk tidak mendengarkan siapa pun dan menggunakan instingnya saat dia menguasai bola."

"Saya bangga dan senang dengan apa yang telah dia lakukan, karena dia adalah pemain emas dan pribadi yang hebat," tutur Todorov lagi.

Salah hanya bertahan di tanah kelahirannya hingga 2012 sebelum pindah ke Eropa. Klub Swiss Basel menjadi yang pertama sebelum kemudian Salah pindah ke Chelsea pada 2014.

Liverpool kemudian membelinya dengan diskon awal sebesar 34,3 juta dari AS Roma pada Juni 2017. Sejak itu, ia telah melampaui Robbie Fowler untuk menjadi pencetak gol terbanyak klub di Premier League.

Juli lalu, pemain berusia 30 tahun itu menandatangani kontrak baru berdurasi tiga musim dengan bayaran sekitar 400.000 pounds per minggu.

Kontrak itu bisa membuatnya bertahan di Anfield hingga 2025.

"Di Liverpool ada segalanya untuk bahagia, tim hebat dengan pelatih hebat yang mempercayainya. Saya berharap dia bisa memenangkan Ballon d’Or untuk memahkotai kariernya," ujar Todorov.

"Jika Liverpool merekrut tiga atau empat pemain top, dia bisa memenangkan Ballon d'Or bersama tim," pungkasnya.