Bagikan:

JAKARTA - Kabar duka menyelimuti sepak bola Tanah Air. Mantan Ketua Umum PSSI periode 1991-1998, Azwar Anas, meninggal dunia pada Minggu, 5 Maret 2023.

Semasa menjabat Ketum PSSI, Azwar Anas, memiliki rekam jejak yang luar biasa untuk sepak bola Indonesia. Pria kelahiran Padang, Sumatera Barat pada 2 Agustus 1933 itu menjadi pencetus proyek mercusuar.

Dalam proyek itu, PSSI menggandeng klub Serie A, Sampdoria untuk menjadi mentor pendidik pemain muda timnas Indonesia.

Langkah itu dipilih untuk merealisasi mimpi Azwar Anas agar pada suatu saat nanti Timnas Indonesia bisa tampil di Piala Dunia. Ia kemudian mengirim pemain muda Indonesia untuk berlatih dan berkompetisi di Italia.

Setelah membangun kerjasama dengan Sampdoria, kemudian dibentuklah tim PSSI Primavera yang mayoritas pemainnya berasal dari Diklat Ragunan Jakarta. Sejumlah nama legenda Indonesia lahir dari PSSI Primavera, sebut saja Bima Sakti, Kurniawan Dwi Yulianto, Yeyen Tumena, hingga Kurnia Sandi.

Tak berhenti di PSSI Primavera, program ini berlanjut ke PSSI Baretti. Kedua program itu juga yang membuat Azwar Anas mencetuskan ide untuk menggabungkan kompetisi sepak bola Indonesia yaitu, Galatama dan Perserikatan pada 1995.

Penggabungan itu kemudian menjadi cikal bakal kompetisi sepak bola yang lebih profesional, yakni Liga Indonesia.

Namun, kariernya di PSSI tak selalu berakhir dengan kesuksesannya. Dia juga menemui sejumlah masalah saat meramu sepak bola Tanah Air agar menjadi lebih baik.

Hal yang paling menyita perhatian adalah munculnya kasus mafia wasit dan skandal sepak bola gajah yang terjadi di Liga Indonesia IV pada musim kompetisi 1997/1998.

Permainan kotor wasit di pentas kompetisi Liga Indonesia membuat Azwar Anas ketika itu langsung membentuk Tim Pencari Fakta. Hasil dari pengusutan kasus itu didapati bahwa Wakil Ketua Komisi Wasit PSSI, Jafar Umar dan 40 wasit terlibat dan terbukti bersalah.

Setelah skandal tersebut, Azwar kemudian dihadapkan pada kenyataan pahit sepak bola gajah yang menimpa Timnas Indonesia. Skandal itu terjadi pada Piala Tiger 1998 yang dilakukan bek Indonesia, Mursyid Effendi, yang sengaja melakukan gol bunuh diri demi menghindari Vietnam.

Karena perbuatannya itu, Mursyid mendapat hukuman larangan tampil di pentas Internasional seumur hidup. Selain itu, Indonesia juga harus membayar hukuman denda sebesar 40 ribu dari FIFA.

Puncak dari skandal sepak bola gajah ini membuat Azwar Anas jadi bulan-bulanan di Tanah Air karena dianggap kurang tegas memimpin PSSI. Dengan jiwa besar Ketua Umum PSSI yang juga menjabat Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat tersebut akhirnya memilih mengundurkan diri.