JAKARTA - Manny Pacquiao sempat dituduh berlaku curang oleh wasit yang memimpin pertarungannya. Hal ini terjadi saat ia menghadapi Nedal Hussein tahun 2000 lalu.
Carlos Padilla yang jadi wasit di laga memberi pernyataan bahwa ia sengaja mendukung Pacquiao dalam pertarungan dengan memberinya lebih banyak waktu untuk pulih dari KO.
Hal itu dilakukan Padilla yang sama-sama berasal dari Thailand karena merasa banyak orang Filipina yang menonton pertarungan tersebut. Maka ia tak ingin Pacquiao menelan malu karena kalah.
Pernyataan ini menimbulkan reaksi dari Pacquiao, dengan keras ia menyatakan bahwa apa yang dikatakan Padilla adalah bohong.
Petinju legendaris ini menyebut itu dilakukan sang wasit karena kekaguman padanya. Sementara pernyataan kosong itu dianggap Pacquiao hanya akan menjadi masalah sang wasit, bukan dirinya.
“Saya tidak curang. Ia (Padilla) mungkin menyukai saya karena bertarung di rumah," kata Pacquiao kepada TV Patrol dikutip dari Marca pada Minggu, 4 Desember.
"Saya seorang petinju. Saya hanya melakukan pekerjaan saya di dalam ring. Soal itu, (curang) adalah masalah dia, bukan masalah saya,” tegasnya.
BACA JUGA:
Berkat kemenangan di pertarungan tersebut, Pacquiao kemudian mampu mempertahankan gelar kelas bantam sebanyak dua kali. Momen kontroversial itu juga dianggap sebagai kunci karir cemerlang Pacquiao.
Dia juga berhasil mengubah kategori dan menghadapi juara kelas bantam super, Lehlo Ledwaba pada tahun 2001. Dari pertarungan itu nama Pacquiao melambung ke ranah internasional.
Pacquiao memantapkan dirinya di dunia tinju sebagai satu-satunya pemenang dari dua belas gelar dunia dalam delapan kategori berbeda. Sepanjang karirnya ia menjadi juara di kelas terbang, kelas bantam super, kelas bulu, kelas bulu super, ringan, super ringan, kelas welter, dan kelas welter super.