Brutal! Laga Zenit Vs Spartak Berubah Jadi Pertarungan yang Melibatkan 40 Orang, Enam Kartu Merah Keluar dari Kantong Wasit
Kerusuhan di laga Zenit St Petersburg kontra Spartak Moskow. (Foto: Tangkapan layar Twitter)

Bagikan:

JAKARTA - Dua klub Rusia, Zenit St Petersburg dan Spartak Moskow, dikenal memiliki rivalitas yang sudah mendarah daging. Bahkan tak jarang pertemuan keduanya berujung dengan kericuhan.

Seperti yang terjadi di Stadion Krestovsky pada hari Minggu, 27 November, kemarin. Kala itu, Zenit menjamu Spartak yang datang sebagai tamu. Pertandingan bertajuk Piala Rusia itu memang berlangsung berapi-api.

Sebuah pertandingan sepak bola itu kemudian meledak dan berubah menjadi perkelahian 40 orang yang bahkan wasit terjebak dalam pertempuran tersebut.

Kekacauan total di detik-detik terakhir pertandingan menyebabkan enam kartu merah dikeluarkan. Saat itu, pertandingan tanpa gol dan siap untuk adu penalti.

Insiden ini berawal dari perselisihan antara pemain Spartak, Quincy Promes, dengan Wilmar Barrios, gelandang bertahan milik Zenit, saling senggol dan bertukar kata-kata pedas.

Tiba-tiba, rekan satu tim mereka ikut terlibat. Bahkan, para pemain yang duduk di bangku cadangan muncul untuk ikut-ikutan memanaskan situasi.

Wasit langsung mengarungi untuk mencoba dan menenangkan keadaan, tetapi justru mendapati dirinya didorong, ditarik, dan didorong ke sana kemari.

Dia juga menyaksikan bagaimana pemain Zenit Rodrigao Prado, berlari untuk mulai menendang lawan tepat di depannya. Mengejutkannya lagi, Prado bahkan lolos tanpa kartu merah, meski banyak lainnya tidak seberuntung itu.

Wasit yang akhirnya lepas dari kerumunan itu, langsung mengejar pihak-pihak yang dinilai bersalah. Dia pun mengeluarkan kartu merah ke sisi kiri, kanan dan tengah.

Sedikitnya 40 orang terlibat dalam perkelahian itu. Namun, kartu merah diberikan kepada tiga pemain masing-masing tim.

Mantan bintang Barcelona Malcom ada di antara mereka. Lalu ada Wilmar Barrios dan Rodrigo dari Zenit.

Sementara Aleksandr Sobolev, Shamar Nicholson, dan Aleksandr Selikhov jadi pihak Spartak yang harus mandi lebih awal.

Ketertiban akhirnya dipulihkan setelah penundaan yang lama. Zenit akhirnya keluar sebagai pemenang dengan unggul 4-2 di baba adu penalti.