23 Hari Jelang Piala Dunia 2022: Ada yang Lebih Mematikan Ketimbang COVID-19 di Qatar
Ilustrasi Piala Dunia Qatar. (Foto: Twitter/@GCOQatar)

Bagikan:

JAKARTA - Suporter yang nonton langsung Piala Dunia 2022 di Qatar telah dilarang minum, berciuman, dan bertaruh. Kini mereka diminta untuk menghindari unta!

Lho kenapa? Ternyata, ada kekhawatiran ribuan orang yang berbondong-bondong ke Qatar diserang serangga pembunuh yang lebih mematikan daripada COVID-19.

Flu unta atau MERS-CoV diperkirakan telah menyebar dari kelelawar ke dromedari gurun di negara tetangga Arab Saudi itu dan dapat ditularkan ke manusia.

Tidak seperti COVID-19, tidak ada vaksin atau pengobatan untuk virus ini. Pemerintah Inggris telah memperingatkan suporter mereka terhadap ancaman mematikan ini.

The Sun yang sudah berada di Qatar, telah melihat sekawanan unta di dekat Souq Al Wakra, hotel tim Inggris di luar ibu kota Qatar, Doha, pekan lalu.

Wartawan The Sun Oliver Harvey juga melakukan perjalanan di salah satu gurun untuk menunjukkan apa yang dapat dinikmati suporter di tengah pertandingan nantinya. Belum lama ini, perusahaan pariwisata di Qatar masih mengiklankan perjalanan dengan unta.

Namun, perjalanan itu terancam dibatalkan. Prof Paul Hunter dari University of East Anglia, mengatakan. "Penggemar harus menghindari unta di Qatar. Itu saran akal sehat untuk mengurangi risiko tertular virus."

"Ini adalah serangga jahat, jauh lebih mematikan daripada COVID-19 dengan tingkat kematian yang sangat tinggi, dan saat ini tidak ada vaksin yang efektif," lanjutnya.

Pemerintah sudah mengeluarkan pedoman dan menyatakan penyebaran dari manusia ke manusia tengah dibatasi. Mereka juga menegaskan, kontak dengan unta berisiko.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan pada Agustus, sekitar 80 persen kasus disebabkan oleh kontak dengan unta yang terinfeksi atau orang yang terinfeksi di rumah sakit.

Virus ini telah menginfeksi lebih dari 2.000 orang dan menewaskan sedikitnya 850 sejak pertama kali diidentifikasi di Saudi pada 2012.

Para ahli khawatir virus itu bisa segera menyebar dari semenanjung Arab ke Afrika melalui unta yang terinfeksi, yang hanya menunjukkan gejala ringan.

Dua kasus telah dilaporkan tahun ini di Qatar, termasuk salah satu pemilik unta yang kemudian meninggal di Doha. Seorang petani yang minum susu unta, yang diduga terinfeksi, juga meninggal.

Pejabat Qatar menolak berkomentar terkait hal ini. FA pun tidak menanggapi permintaan tersebut.