Bagikan:

JAKARTA - Kompetisi sepak bola menghidup banyak pihak. Sekian banyak orang yang menggantungkan hidup dari kegiatan ini. Karena itu Menpora Zainudin Amali berharap tak lama setelah tragedi Kanjuruhan kompetisi sepak bola yang dihelat selama ini, bisa bergulir kembali.

"Kompetisi ini harus bergulir lagi. Kita tidak bisa hentikan kompetisi terlalu lama. Karena klub harus menggaji pemain, karyawan dan pengeluaran lainnya. Kalau tidak ada pertandingan klub dapat masukan dana dari mana, ini yang harus dipikirkan," kata Amali kepada VOI yang menemuinya di kantor Kemenpora.

Dia khawatir kalau kompetisi berhenti terlalu lama justru akan menimbulkan masalah baru. Karena bukan hanya pemain, klub dan karyawan klub yang bergantung hidup dari keriuhan kompetisi sepak bola ini. Jika kompetisi terus tertunda problem baru akan muncul. 

"Kalau kompetisi tak bergulir, klub akan kehilangan salah satu sumber pendapatannya. Selama pandemi kemarin kompetisi juga tak berjalan. Nah sekarang setelah pandemi melandai keadaan sudah berangsur pulih dan kompetisi sudah bergulir. Namun ada kejadian yang membuat kita berduka, kompetisi sementara dihentikan. Kalau terlalu lama terhenti saya khawatir klub tak kuat membayar pemain dan ada ancaman pemain dipulangkan ke negara asal atau daerah asal akan terjadi," katanya.

Selain itu UMKM, warga sekitar, pedagang hingga juru parkir juga mendapat berkah dari kompetisi. "Berapa banyak UMKM, pedagang asongan yang membuat syal, kaos dan atribut lainnya yang kerap digunakan supporter saat menonton pertandingan. "Mereka semua kebagian rezeki dari kompetisi sepak bola yang berlangsung. Jadi kalau kompetisi tertunda lama, berapa banyak pihak yang akan terdampak," katanya.

Potensi pendapatan saat kompetisi berlangsung amat besar. Karena itu penting sekali kompetisi untuk segera bergulir. Tentunya kata Amali untuk melaksanakan kompetisi dan pertandingan sepak bola yang aman harus dilakukan dengan pengamanan yang baik. "Karena saya berharap setelah TGIPF melaksanakan tugasnya kompetisi bisa segera digulirkan," harap Zainudin Amali.