Kurang Waktu Adaptasi Jadi Kambing Hitam Kegagalan Indonesia dalam Turnamen Bulu Tangkis Japan Open 2022
Tunggal putri Indonesia Gregoria Mariska Tunjung saat tampil menghadapi wakil China Chen Yufei dalam babak perempat final Japan Open 2022. (Antara/AFP/Yuichi Yamazaki)

Bagikan:

JAKARTA - Kegagalan tim Indonesia meraih satu gelar pun dalam turnamen bulu tangkis Japan Open 2022 disebabkan karena minimnya waktu penyesuaian bagi para pemain terhadap kondisi lapangan dan shuttlecock, demikian diutarakan Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Rionny Mainaky.

Dari 13 wakil Indonesia yang diterjunkan ke Japan Open 2022 pada 30 Agustus s.d. 4 September, tak ada satu pun yang mampu membawa pulang gelar juara. Langkah terjauh wakil Indonesia bahkan hanya mencapai babak perempat final.

Lima wakil Merah Putih di perempat final yakni Chico Aura Dwi Wardoyo, Gregoria Mariska Tunjung, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti, dan Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi seluruhnya gagal melaju ke semifinal nomor masing-masing.

Rionny mengakui bahwa hasil tersebut memang jauh dari harapan dan akan menjadi pekerjaan rumah yang berat bagi dirinya beserta tim pelatih.

Namun dia menegaskan para pemain yang tampil di perempat final telah berjuang mati-matian menghadapi lawan-lawannya yang berada selevel.

"Evaluasi terpenting saya adalah bagaimana penyesuaian kami dengan kondisi lapangan dan shuttlecock. Ini terjadi di sini dengan kondisi lapangan yang stabil dan laju shuttlecock yang lambat membuat anak-anak memang agak kesulitan," ujar Rionny dalam keterangan resmi PBSI di Jakarta, Minggu.

"Berbeda dengan saat bertanding di Malaysia dan Singapura lalu, dimana anak-anak mampu bermain dengan pola dan teknik terbaik karena shuttlecock-nya kencang," ujarnya menambahkan seperti dikutip Antara.

Hasil tersebut mengulang kegagalan Indonesia yang juga tidak mampu meloloskan satu pun wakilnya ke semifinal Indonesia Open 2022 di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, Juni lalu.

Indonesia kemudian bisa membawa satu gelar di Malaysia Open 2022 (Super 750) melalui ganda putri Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti. Demikian juga di Malaysia Masters 2022 (Super 500), Merah Putih masih bisa menyumbang dua gelar melalui ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dan tunggal putra Chico Aura Dwi Wardoyo.

Di Singapore Open 2022 (Super 500), Indonesia bahkan memborong tiga gelar lewat ganda putri Apriyani/Fadia, tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting, dan ganda putra Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin.

"Saya harap hasil ini tidak membuat anak-anak dan tim pelatih patah semangat. Sebaliknya harus menjadi motivasi untuk menjadi lebih baik lagi karena masih banyak turnamen-turnamen di depan apalagi tahun depan kami bersiap menghadapi kualifikasi Olimpiade Paris 2024," pungkas Rionny.