JAKARTA - Pierre-Emerick Aubameyang dan rekan-rekannya di timnas Gabon terpaksa menghabiskan malam dengan tidur di lantai bandara menjelang pertandingan penting kualifikasi Piala Afrika melawan Gambia.
Aubameyang menggunakan media sosial untuk menyoroti penderitaan mereka setelah tiba di Bandara Banjul pada Minggu, menjelang pertandingan Grup D, Senin, di ibu kota Gambia.
Dikutip Antara dari Reuters, Senin, 15 November, delegasi Gabon diberi tahu bahwa mereka tidak diizinkan meninggalkan bandara karena masalah administratif dan terpaksa tidur di lantai sebelum diperbolehkan pergi pada paginya setelah intervensi pemerintah.
Tidak ada alasan yang diberikan atas tidak diizinkannya tim keluar bandara dan menuju ke hotel mereka setelah kedatangan dan bahkan menurut standar permainan dalam sepak bola Afrika sebelumnya, hal ini tidak biasa. Federasi Gabon memposting foto insiden tersebut di halaman Facebook mereka namun tanpa komentar.
BACA JUGA:
"Kerja bagus CAF, ini seolah-olah kita kembali ke tahun 1990an," tulis Aubameyang pada Twitter mengacu pada kelemahan sebelumnya yang menyalahkan Konfederasi Sepak Bola Afrika.
"Ini tidak akan menurunkan motivasi kami tapi orang perlu tahu dan CAF harus bertanggung jawab. (Ini) 2020 dan kami ingin Afrika tumbuh tapi ini bukan cara kami mencapai ke sana," tambah striker Arsenal itu kemudian.
Ça nous démotivera pas mais ils faut que les gens sachent et surtout que la @CAF_Online prennent ces responsabilité.
2020 et on veut que l’Afrique grandissent ce n’est pas comme ça qu’on va y arriver!!! https://t.co/7qCeYNaBmJ
— Aubameyang P-E (@Aubameyang7) November 16, 2020
Gabon memuncaki klasemen sementara grup, tiga poin di atas Gambia, yang sedang berusaha mencapai putaran final Piala Afrika untuk pertama kalinya. Dua tim teratas pada grup – yang juga termasuk Angola dan Republik Demokratik Congo - maju ke putaran final di Kamerun pada awal 2022.