Saat Pindah ke London, Bek Arsenal Kieran Tierney Sempat Hadapi Masa Sulit yang Bisa Bikin Seseorang Bunuh Diri
Kieran Tierney (Instagram @kierantierney)

Bagikan:

JAKARTA — Pemain belakang Arsenal Kieran Tierney mengaku sempat berada di titik terendah saat memutuskan pindah ke London. Fase di mana membuat seseorang bisa melakukan bunuh diri.

Kisah tragis itu disampaikan bek 25 tahun ini dalam dokumenter 'All Or Nothing: Arsenal'. Ini merupakan program fly-on-the-wall yang mengikuti The Gunners selama musim 2021/2022 dan akan tayang di Amazone Prime 4 Agustus besok.

Mantan pemain Glasgow Celtic ini meninggalkan keluarga dan teman-temannya untuk pergi ke London pada tahun 2019 lalu dengan mahar senilai 25 juta poundsterling. Di London ia menghadapi masa sulit.

Ia harus berjuang melawan kerinduan dengan keluarga dan kampung halaman. Sesuatu yang membuat ia bisa memahami kenapa ada sebagian temannya yang bunuh diri.

"Sulit untuk memulai, saya benar-benar harus berusaha. Benar-benar berada di titik rendah. Kerinduan akan rumah memang mengerikan sejak awal," ujarnya dilansir The Sun, Rabu.

"Di luar latihan, Anda punya banyak waktu untuk berpikir. Saya tidak mengatakan saya pernah berada di tempat yang terburuk, terburuk di mana saya ingin bunuh diri," imbuhnya.

"Tapi teman-temanku pernah. Dua atau tiga dari mereka bunuh diri, kehilangan nyawa. Anda bersama orang-orang ini dan Anda tidak tahu apa-apa. Mereka belum berbicara."

Pemain internasional Skotlandia ini mengatakan bahwa dia menyesal karena tidak ada teman-temannya yang mau berbagi masalah dengannya.

Untuk itu, ia merasa memiliki kewajiban untuk membantu orang lain setelah dirinya berjuang dengan kesehatan mental ketika meninggalkan Skotlandia untuk bergabung dengan Arsenal.

"Jadi saya pikir saya merasakan tanggung jawab tertentu untuk mencoba dan membantu sebanyak yang saya bisa karena saya tahu bagaimana rasanya berada di tempat tertentu," ujarnya.

Tierney melakukan debutnya di Celtic di usia 17 tahun pada 2015 sebelum mendapatkan caps Skotlandia pertamanya pada tahun berikutnya. Penampilan apiknya membuat Arsenal tergiur mengamankan jasanya.

Saat ini ia tinggal nyaman dan merasa seperti rumah sendiri di London setelah keluar dari fase sulit. Ia menempati salah satu rumah bersama juru masaknya.