JAKARTA - Greysia Polii mengungkap tugas-tugas yang ia jalani sejak menduduki jabatan sebagai Ketua Komisi Atlet Badan Bulu Tangkis Dunia (BWF). Salah satu tugas utama adalah memprioritaskan kepentingan banyak orang.
Pemilik medali emas Olimpiade Tokyo 2020 itu terpilih mengemban jabatan tersebut sejak Februari lalu untuk periode 2022-2025. Ia ditemani pebulu tangkis Belanda, Robin Tabeling, di posisi wakil ketua.
"Kalau ada yang bertanya apa untungnya jadi Chair of Athlete Commission? Jujur saya masih bingung jawabnya apa, tapi yang pasti adalah saya disini belajar dan melayani," tulis Greysia di akun Instagram pribadinya.
Jabatan yang diperoleh Greysia saat ini tidak dilalui dengan mudah. Partner dari Apriyani Rahayu itu harus melewati beberapa tahapan seleksi dari BWF Vetting Panel sebagai syarat utama.
Greysia mengatakan bahwa selama menjadi ketua komisi atlet ia sudah belajar banyak hal. Selain memprioritaskan kepentingan banyak orang, ia juga berjumpa hal-hal teknis lain yang belum ia pelajari sebelumnya.
"Belajar bernegosiasi, mengeluarkan pendapat, memberikan aspirasi, melayani dengan sepenuh hati. Dalam perjalanan pasti akan menemukan pro dan kontra, tapi tak mengapa tugas yang mulia ini akan saya jalani dengan sikap yang terbaik," tulisnya melanjutkan.
BACA JUGA:
Ketua Komisi Atlet punya anggota yang mewakili hak suara di tingkat dewan BWF. Mereka bertanggung jawab memberikan saran kepada komite dan dewan induk bulu tangkis dunia itu terkait persoalan yang berhubungan dengan atlet.
Komisi atlet ini punya tujuan mewakili kebutuhan, suara, dan pandangan para atlet. Selain itu, mereka adalah penghubung resmi antara atlet dan BWF yang bisa memastikan pendapat atlet bisa didengar di tingkat federasi.
Dalam komisi atlet, anggota-anggotanya diisi oleh pemain-pemain yang masih aktif. Mereka adalah Iris Wang (Amerika Serikat), Kim So Yeong (Korea Selatan), Pusarla V. Sindhu (India), dan Zheng Si Wei (China).