JAKARTA - Permainan bertahan total yang dilakukan Atletico Madrid pada leg pertama perempat final Liga Champions lawan Manchester City, pekan lalu, dikritik banyak pihak. Namun, kritikan tajam itu tak akan mengubah filosofi bermain klub La Liga Spanyol itu.
Hal ini ditegaskan pelatih Atletico Madrid, Diego Simeone. Menurutnya, tak perlu mengubah gaya permainan hanya demi memuaskan para pengkritik.
"Hati-hati kalau bicara," ujar Simeone dalam jumpa pers jelang leg kedua perempat final Liga Champions kontra Manchester City, seperti dilansir Antara dari Reuters.
"Saya telah melatih sejak 2005-06 dan saya lebih memilih selalu menghormati rekan-rekan saya. Tapi selalu saja ada mantan pemain atau pelatih yang memilih membuka mulutnya untuk menarik perhatian. Saya tak perlu mengacuhkan mereka," lanjutnya.
BACA JUGA:
Kritikan salah satunya datang dari mantan pelatih asal Italia, Arrigo Sacchi. Dia menyebut permainan Los Rojiblancos sebagai sepak bola prasejarah dari tahun 60-an.
Simeone menegaskan, timnya memiliki identiatas dan akan berpegang padanya. Itu pula yang akan diperlihatkan saat melawan Manchester City di Wanda Metropolitano, Kamis 14 April dini hari WIB.
Meski butuh kemenangan untuk bisa lolos ke babak semifinal, Diego Simeone nampaknya tetap akan menerapkan filosofi yang sudah dibangun di Atletico Madrid.
"Kami akan melawan tim yang bermain sangat baik. Permainan posisional yang sangat baik, tapi kami memiliki harapan," katanya.
"Tentunya harapan saja tidak cukup, tapi kami akan mencoba memenangi laga ini, di mana kami bisa memukul balik mereka," lanjut Diego Simeone.