JAKARTA - Roberto Mancini memutuskan bertahan di timnas Italia setelah gagal menembus Piala Dunia 2022. Keputusan Mancini ini tak lepas dari Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) yang mampu menyakinkan sang pelatih buat bertahan.
Fakta ini ternyata membuat mantan pelatih timnas Italia, Gian Piero Ventura, merasa iri. Dia merasa diperlakukan berbeda oleh FIGC saat gagal membawa Gli Azzurri ke Piala Dunia 2018.
Kala itu, Ventura membawa Italia finis kedua di klasemen grup kualifikasi Piala Dunia 2018, di bawah Spanyol. Pada babak play-off, tim dari Negeri Pizza itu kalah dari Swedia.
Jika Mancini mendapat dukungan dari FIGC, tidak demikian dengan Ventura. Dia justru ditinggalkan dan merasa menjadi orang yang paling bersalah.
BACA JUGA:
"Setelah kekalahan dari Makedonia Utara, Presiden (FIGC) Gabriele Gravina duduk mendekati Mancini. Saya ditinggal sendiri di San Siro, saya satu-satunya orang yang bersalah. Itu tak adil," ujar Ventura kepada Il Corriere della Sera.
Saat itu, FIGC dipimpin Carlo Tavecchio.
"Saya membayar atas kesalahan saya, tapi itu masa lalu dan saya sudah melupakannya," tutur mantan pelatih Torino dan Napoli tersebut.
Ventura kemudian mendukung keputusan Mancini bertahan bersama Gli Azzurri. Dia mengatakan, semua syarat dipenuhi untuk melanjutkan apa yang sudah dibangun.
"Tim ini telah tampil berani selama Euro, tapi melawan Makedonia Utara, Anda bisa merasakan kelelahan dan ketegangan," kata pria berusia 74 tahun itu.
"Saya tak ingin membuat perbandingan. Saya berharap Italia akan kembali menjadi tim terbaik di dunia," pungkasnya.