Bagikan:

JAKARTA - Inter Milan terus menempel ketat Juventus di puncak klasemen Serie A. Semalam, Senin, 6 Januari, pasukan Antonio Conte membantai Napoli 3-1 di San Paulo. Striker Romelu Lukaku dan pelatih Antonio Conte mengungkap rahasia di balik kesuksesan timnya.

Mantan penyerang Manchester United kembali menemukan permainan terbaiknya dengan seragam Inter. Ia mencetak brace bagi timnya untuk membawa kemenangan Nerazzurri pada pekan pembuka di tahun 2020.

"Adalah penting memiliki pemimpin hebat seperti Antonio Conte dan bagi pasukan muda sangat krusial memiliki orang yang berpengalaman di bangku cadangan," kata Lukaku setelah pertandingan kepada Sky Sport Italia.

Sejauh ini, Inter telah mencetak 30 gol di mana Lukaku dan tandemnya Lautaro Martinez menjadi penyumbang paling besar bagi timnya. Mereka  bersatatus sebagai duet paling subur (laga tandang) di lima liga top Eropa musim ini dengan 16 gol (10 lukaku, 6 Lautaro). 

"Kami berteman baik, melakukan banyak hal bersama di luar lapangan juga. Dan ketika kami di atas lapangan kami saling mendukung," jelas pemain Belgia.

“Saya sangat senang dengan cara kami bermain saat ini, tapi kami bisa bermain jauh lebih baik lagi."

Dua gol Lukaku dan sebuah gol Martinez menjadi kemenangan pertama Inter atas Napoli di Naples sejak 1997. Sementara bagi Conte, ini menjadi kemenangan ke-100 nya di Serie A sebagai pelatih sekaligus juga yang pertama di San Paulo.

Namun demikian, statistik tersebut tidak membuat Conte tertarik. Ia lebih mengarahkan pandangannya kepada komentar Fabio Capello yang mengkritik kekuatan Inter dalam mengandalkan serangan balik.

"Saya tidak merasa Inter bermain bertahan dan melakukan serangan balik. Kami mencoba menekan Napoli di ujung lini belakang mereka di sepanjang pertandingan," jawab Conte.

“Saya dengar orang selalu bilang kami memainkan sepak bola dengan pola serangan balik, tapi sesungguhnya kami melakukan apa yang kami tahu setiap kali mengusai bola."

Conte menyimpulkan pernyataannya dengan menjawab kritikan media dan dunia maya terhadap Lukaku. Sang juru racik menjadikan 14 gol Serie A dan dua gol Liga Campions Lukaku sebagai modal untuk menyerang balik para pengkritik.

“Saya dengar orang bilang Lukaku adalah keledai... Saya dengar segala kritikan terhadapnya belum lama ini! Sangat mudah membahas kehebatan Lukaku saat ini, apalagi jika kita melihat permainannya selama beberapa pekan terakhir...

“Saya selalu bilang Lukaku adalah berlian kasar yang perlu kita perhalus. Lautaro Martinez juga sama. Keduanya berumur 26 dan 22 tahun. Mereka masih muda. Saya sangat menginginkan Lukaku ketika saya di Chelsea dan Juventus. Sekarang tugas saya adalah menggosok berlian itu," Conte mengakhiri.

Dalam laga itu, tuan rumah hanya mampu membalas satu kali melalui aksi Arkadiusz Milik di babak pertama.