Rusia-Ukraina Memanas, UEFA Berencana Pindahkan Final Liga Champions ke Stadion Wembley
Ilustrasi Liga Champions (Twitter.com/@ChampionsLeague)

Bagikan:

JAKARTA - Situasi politik yang memanas antara Rusia dan Ukraina belakangan ini ternyata juga berdampak pada dunia sepak bola, khususnya Liga Champions musim 2021/2022.

Partai final Liga Champions musim ini sejatinya bakal digelar di Gazprom Arena, Rusia pada 29 Mei mendatang. Namun, rencana itu kemungkinan besar gagal direalisasikan menyusul ketegangan antara Rusia dan Ukraina.

Dilansir dari Daily Star, Selasa, situasi ini membuat UEFA selaku penyelenggara Liga Champions harus mengambil keputusan cepat untuk mencari lokasi alternatif penyelenggaraan partai final.

Belakangan rumor beredar bahwa markas timnas Inggris, Stadion Wembley di London jadi target utama yang ditunjuk untuk menggelar partai final Liga Champions. Jika hal itu benar terjadi, maka hal ini akan sangat menguntungkan untuk kota London.

Hal ini karena kota yang jadi tempat diselenggarakannya final Liga Champions akan dapat tambahan finansial yang cukup banyak. Mengingat gelaran final Liga Champions bernilai lebih dari 60 ribu euro atau setara dengan Rp1,1 miliar.

Soal ketegangan Rusia dan Ukraina, dalam beberapa waktu belakangan presiden Vladimir Putin mendorong beberapa ancaman agar Rusia melakukan invasi pada Ukraina.

Di sisi lain, Putin juga meminta pasukannya untuk segera masuk Ukraina dalam sebuah misi menjaga perdamaian. Hal ini terjadi usai sang presiden menyadari bahwa Ukraina merupakan sebuah tanah yang merdeka.

Adanya rencana pergerakan dari pasukan Rusia membuat ketakutan akan invasi yang bisa saja terjadi di ibu kota Ukraina, yaitu Kiev.

Terlepas dari situasi Rusia dan Ukraina, jika final Liga Champions benar diselenggarakan di Stadion Wembley maka itu akan jadi kali kedua final dipindah.

Mengingat hal serupa pernah terjadi tepat di musim lalu. Dimana final Liga Champions yang semestinya digelar di Istanbul justru bergeser ke Porto hanya dalam tempo tiga minggu sebelum kick off.

Hal itu terpaksa dilakukan setelah ibu kota Turki itu dimasukkan dalam daftar merah COVID-19 yang membuat seluruh agenda yang melibatkan banyak orang harus dihentikan demi menekan penularan.