Cegah Keputusan Ragu, PSSI Akan Hadirkan Wasit Gawang di Seri Keempat Liga 1
Ketum PSSI Mochamad Iriawan (Foto: PSSI)

Bagikan:

JAKARTA - Ketua Umum (Ketum) PSSI, Mochamad Iriawan mengambil langkah cepat atas beberapa kejadian terkait samarnya hasil laga di Liga 1 Indonesia 2021. Iriawan mengatakan pihaknya akan mulai menghadirkan wasit gawang di seri keempat mendatang.

Keputusan itu diambil Iriawan karena berkaca dari beberapa laga yang menuai kontroversi.

Sebut saja laga saat Persija Jakarta menghadapi Persib Bandung, di mana banyak yang menyebut bahwa bola telah melewati garis gawang tapi wasit tidak memutuskan itu sebagai gol. Begitu pula di laga Persebaya kontra Persela yang punya kasus sama.

Nantinya, wasit gawang bertugas untuk berada di masing-masing garis gawang. Tujuannya utamanya jelas, membantu wasit utama apabila ragu mengeluarkan keputusan mengenai bola yang telah melewati garis gawang atau belum.

Iriawan berkata bahwa ia ingin merealisasikan kehadiran wasit gawang sesegera mungkin. Selain untuk memudahkan kinerja wasit utama, hadirnya wasit gawang juga diharap bisa memberi keputusan yang kuat.

“Kita akan kumpulkan dalam waktu dekat karena ada alat yang harus kita beli. Di mana, apa pun yang terjadi masuknya bola ke gawang bisa langsung connect kepada wasit tengah," ujar Iriawan alam keterangan yang diterima VOI pada Jumat, 26 November.

Tak tanggung-tanggung, demi bisa mendapatkan wasit gawang yang berkualitas Iriawan akan mendatangkannya dari Korea dan Jepang. Begitu pula dengan peralatan canggih untuk mendukung performa para wasit.

"Kita juga akan datangkan wasit profesional dari Korea dan Jepang," katanya.

Terkait kinerja beberapa wasit yang belakangan dianggap kontroversial, Iwan Bule menyebut bahwa hal itu lumrah. Sebab, kompetisi sempat berhenti cukup lama akibat Covid-19 sehingga wajar saja jika para wasit bahkan pemain merasakan demam panggung.

"Kita tidak berkompetisi lebih dari 500 hari, lama sekali. Jadi wasit pun ada demam panggung, pemain pun demikian. Tapi sampai saat ini kita anggap human error," tutupnya.