Bagikan:

NUSA DUA - Setelah gagal mempertahankan gelar Indonesia Masters, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon mengutarakan faktor kekalahannya di babak final kontra Takuro Hoki/Yugo Kobayashi adalah kalah cepat memasukkan inisiatif permainan.

Saat dijumpai setelah pertandingan, ganda putra peringkat satu dunia ini merasakan tekanan dari Hoki/Kobayashi saat gim dimulai sehingga mereka kesulitan untuk menyetel tempo permainan.

"Dari awal kami tertekan, mereka langsung bermain sangat cepat di gim pertama," kata Marcus soal pertandingannya di Nusa Dua, Bali, Minggu, 21 November.

Berdasarkan penuturannya, gim kedua menjadi titik balik bagi Kevin/Marcus untuk membalikkan keadaan dengan memainkan strategi yang berbeda. Upaya ini terbukti sukses dan bisa mencetak skor 21-13 setelah tertinggal 11-21 di gim pertama.

Namun usaha Kevin/Marcus kembali menemui jalan terjal di gim ketiga, karena ganda putra peringkat 10 asal Jepang ini sudah bisa menyesuaikan permainan dan menjegal setiap serangan Minions.

"Di gim kedua kami sudah bisa menyesuaikan kecepatan dan bisa main lebih enak. Tapi di gim ketiga sebenarnya bisa mengimbangi dan bisa unggul, ya, tapi tetap terkejar pas akhir pertandingan," cerita Marcus.

Minions mengakui hari ini mereka menghadapi lawan yang bermain lebih bagus dan mengalami perubahan drastis dibandingkan dengan pertemuan terakhir mereka dua tahun lalu sebelum pandemi.

"Mereka memang mainnya sangat bagus jika dibandingkan (pertemuan) sebelum COVID. Sekarang mereka mengalami perubahan yang besar, misalnya dari tekanan serangan yang lebih kuat. Terutama yang kidal (Yugo Kobayashi) pukulannya lebih kencang," ungkap Marcus.

Meski gagal mempertahankan gelar juara ganda putra turnamen level Super 750 ini, namun Minions tak ingin larut dalam penyesalan karena sudah mengeluarkan kemampuan terbaik.

"Kekalahan ini tidak ada tekanan karena mereka memang main lebih bagus dari kami. Kalau ditanya capek, ya, pasti capek, tapi dijalani saja karena kami tidak mematok target apapun," pungkas Kevin.