JAKARTA - Angga Puradiredja sudah menjalani karier musik sejak muda. Ia merupakan personel awal Maliq & D’Essentials (MAD) yang dibentuk pada tahun 2002, ketika usianya masih 22 tahun.
Membangung MAD untuk dikenal sebagai band papan atas Indonesia bukan perkara mudah. Unit ini harus memulai sebagai band kafe, hingga akhirnya debut lewat album studio bertajuk “1st” pada tahun 2005.
Pada masa awal membangun MAD, Angga menyebut ada kesempatan karier lain di luar musik.
Jika tidak melanjutkan perjalanan kariernya bersama MAD, Angga memperkirakan dirinya telah bekerja di luar negeri sebagai engineer.
“Kayaknya bakal di luar negeri deh, jadi engineer,” kata Angga kepada awak media di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.
Angga mengatakan, meski MAD sudah menjalani rekaman, ia belum tahu apakah jalan musiknya akan sukses atau tidak. Ia pun ditawari keluarganya untuk bekerja di Jerman.
BACA JUGA:
“Karena waktu itu di saat Maliq lagi rekaman, orang tua nanya, 'Angga, jadi gimana nih? Mau terus di musik atau kita ke luar negeri?' Karena ada Om saya yang di luar negeri, dia bilang, 'Oke, Angga pokoknya kamu ambil sertifikasi ini, abis itu langsung ke Jerman aja'. Karena udah ada perusahaan yang nunggu di sana,” tuturnya.
“Terus gua diskusi sama nyokap waktu itu, gimana kalau kita kasih waktu untuk musik ini, satu sampai dua tahun, kalau pecah atau jalan, kita stay di sini, kalau nggak jalan, kita langsung ke Jerman,” lanjutnya.
Pada akhirnya, musik adalah karier yang dijalani Angga. Bersama bandnya, ia mampu bertahan di industri musik Tanah Air lebih dari dua dekade, dengan berbagai capaian yang tidak mudah.
“Dan alhamdulillah, sampai 20 tahun, 23 tahun kemudian, kita masih di Indonesia,” pungkasnya.