JAKARTA - Liam Payne mengalami masa-masa sulit sebelum melompat dari balkon hotel hingga meninggal dunia. Ia dikabarkan belum lama pisah jalan dengan label musik yang menaunginya.
Dari hasil autopsi resmi, terdapat berbagai kandungan narkotika di tubuh Liam. Hal itu memperkuat dugaan ia mengakhiri hidup karena tekanan mental berat yang dialaminya.
Sejak keluar dari One Direction, karier solo Liam memang tak terlalu cemerlang. Dari beberapa single dan satu album penuh yang dirilis, ia meraih jumlah stream yang lumayan tapi tak impresif.
Kondisi tersebut menjadi salah satu alasan label mulai tak sejalan dengan Liam. Hal itu diungkap salah satu sumber kepada Daily Mail, 21 Oktober.
"Liam ingin membuat jenis musik yang ia sukai tetapi labelnya yakin musiknya tidak akan menarik perhatian penggemar 1D sehingga terjadi perselisihan tentang cara mereknya seharusnya dipasarkan," tuturnya.
BACA JUGA:
Sementara sumber lain mengatakan kepada Mirror, faktor pengurangan budget juga jadi pemicu Liam 'dikeluarkan' dari label. Beberapa ujaran kebencian dan meme yang diambil dari Liam kabarnya juga jadi pertimbangan label menarik diri.
Liam Payne terakhir kali merilis single pada Mei kemarin, berjudul Teardrops. Namun bisa dilihat jika daya pikatnya makin menurun seiring tahun.
Bagi para member One Direction lainnya, Liam diakui sebagai sosok yang penuh talenta, punya perfect-pitch hingga penampil yang hebat. Ia juga punya keinginan kuat untuk membuat musik yang lebih baik dan mengeksplor kemampuannya. Namun sayang, ia pergi sebelum membuktikan pilihannya adalah hal yang tepat.