JAKARTA - Jazz fusion sebagai sebuah genre musik yang berkembang di Amerika Serikat pada akhir tahun 1960an, memasuki ranah mainstream di Indonesia pada tahun 1980an hingga 1990an.
Indra Lesmana jadi salah satu kibordis Indonesia yang lekat dengan citra musik jazz yang dipadukan dengan elemen rock, funk, dan R&B itu.
Lewat proyek musik terbaru dengan tiga musisi jazz Australia, yaitu tiga musisi jazz Australia, yaitu Steve Hunter (bass), Dale Barlow (saksofon), dan Andy Gander (drum), Indra memperkenalkan kembali jazz fusion lewat album yang diberi tajuk “Sydney Reunion”.
“Kuartet ini bisa dibilang me-represent satu musik jazz fusion yang sudah lama juga menurut saya. Sudah lama juga musik seperti yang kita buat ini, tidak terlalu banyak lagi dibuat,” kata Indra Lesmana saat wawancara virtual dengan VOI baru-baru ini.
“Jadi ini sesuatu yang menarik juga buat saya, untuk diperdengarkan lagi ke generasi muda, bahwa ini ada bentuk jazz fusion yang sudah lama, bahkan mungkin ada generasi yang tidak mendengar jenis musik jazz seperti ini. Menurut saya ini suatu hal yang baik juga,” lanjutnya.
Bagi Indra, jazz fusion adalah musik yang sangat mempengaruhi permainannya, baik dalam membuat komposisi maupun berimprovisasi.
“Fusion bisa dibilang musik yang paling banyak saya mainkan di awal saya bermusik, bahkan sampai sekarang,” katanya.
Pertemuan kembali dengan Steve Hunter, Dale Barlow, dan Andy Gander, selain untuk memperkenalkan jazz fusion kepada penikmat musik Indonesia, juga mengingatkan Indra akan masa awal bermusik.
“Saya memainkan berbagai macam musik. Mau itu progressive jazz pun saya mainkan, berbagai macam, ada jazz yang standard, ada jazz yang akustik, modern jazz, contemporary jazz, hip hop jazz, pop jazz. Tapi fusion instrumental ini, saya tumbuh dengan musik ini, saya benar-benar besar dengan musik fusion, dibesarkan oleh musik fusion,” tutur musisi 58 tahun itu.
BACA JUGA:
“Saya senang banget bisa ketemu dengan teman-teman yang memang juga mendengarkan atau grow up di zaman yang sama dengan saya. Itu juga salah satu yang membuat kita bisa connect langsung, karena kita dengerin hal yang sama di masa remaja,” sambungnya.
Adapun, album “Sydney Reunion” berisikan sepuluh karya instrumental. Indra menulis lima lagu, sedangkan sisanya ditulis oleh Steve Hunter, Andy Gander, dan Dale Barlow.
Sydney Reunion Project telah menggelar showcase di Sydney Opera House dan tampil Manly Jazz Festival untuk memperkenalkan karya-karya di album baru. Proyek musik ini diharap bisa hadir lewat pertunjukan yang digelar di Indonesia.
Sejauh ini, karya berjudul “Fairlight” telah dirilis melalui platform musik digital. Video musik yang menampilkan rekaman live pada Mei lalu juga hadir di kanal YouTube Indra Lesmana.
Peluncuran “Sydney Reunion” disertai dengan perilisan album fisik dalam format compact disc (CD). Sementara, forman vinyl akan dihadirkan dalam waktu dekat.