JAKARTA - Indra Lesmana bertolak ke Australia untuk memperkenalkan proyek musik terbaru bersama tiga musisi jazz Australia, yaitu Steve Hunter (bass), Dale Barlow (saksofon), dan Andy Gander (drum), yang diberi nama Sydney Reunion Project.
Ini merupakan proyek musik Indra Lesmana dengan tiga rekan lamanya, yang dikenal sejak menempuh pendidikan musik di Conservatorium of Music, Sydney, Australia pada tahun 1982.
Proyek musik jazz kuartet ini akan tampil dalam dua pertunjukan, di Manly Jazz Festival dan hmm Opera House, dengan merilis have yang diberi tajuk “Sydney Reunion”
“Saya berangkat (ke Australia) dalam rangka launching album dan juga perform di salah satu festival terlama yang pernah ada di Sydney, yaitu Manly Jazz,” kata Indra Lesmana, saat wawancara virtual dengan VOI pada Rabu, 18 September.
“Launching-nya akan dilakukan di Sydney Opera House tanggal 23 September dan performance di Manly Jazz akan dilakukan sehari sebelumnya, tanggal 22 September,” lanjutnya.
Album “Sydney Reunion” menyajikan sepuluh karya instrumental dengan nuansa jazz fusion yang kental. Indra menulis lima lagu, sedangkan sisanya ditulis oleh Steve Hunter, Andy Gander, dan Dale Barlow.
“Ada sepuluh lagu. Jadi, saya menciptakan lima lagu, kemudian teman-teman yang lain ingin berkontribusi juga,” tutur Indra.
BACA JUGA:
“Bukan hanya sebagai player, tapi mereka ingin berkontribusi sebagai pencipta lagu, sehingga Steve Hunter menyumbangkan dua lagu, Andy Gander menyumbangkan satu lagu, dan Dale Barlow menyumbangkan dua lagu,” imbuhnya.
Sejauh ini, karya berjudul “Fairlight” dari album Sydney Reunion telah dirilis melalui platform musik digital. Video musik yang menampilkan rekaman live pada Mei lalu juga hadir di kanal YouTube Indra Lesmana.
Peluncuran “Sydney Reunion” disertai dengan perilisan album fisik dalam format compact disc (CD). Sementara, forman vinyl akan dihadirkan dalam waktu dekat.
Bagi Indra Lesmana, album ini menjadi lebih spesial, karena menjadi rilisan ke-100 selama hampir lima dekade perjalanan musiknya.
Proyek musik yang didukung penuh oleh diaspora Indonesia di Australia, Ivan Paulus dan istrinya Shirley Lim, juga dilihat sebagai perayaan 75 tahun hubungan diplomasi Indonesia dan Australia lewat musik.
“Indonesia dan Australia ini bisa dibilang punya sejarah yang luar biasa terkait hubungan diplomasi dalam seni, khususnya musik. Karena itu, saya sangat menggarisbawahi bahwa karya ini juga memperingati 75 tahun diplomasi hubungan Indonesia dan Australia, karena hubungan ini juga sudah cukup panjang berjalan,” pungkas Indra Lesmana.