Bagikan:

JAKARTA - Fanny Soegi mengungkap masa sulit yang harus dihadapi ketika keluar dari Soegi Bornean dan ditinggal sang ibu yang berpulang ke Sang Pencipta. Bahkan, ia mengaku sempat terpikir untuk mengakhiri hidupnya.

Melalui unggahan di X, Fanny awalnya bicara mengenai perlakuan tidak adil yang ada di Soegi Bornean. Selain masalah sistem royalti, penyanyi 25 tahun itu mengaku ditekan saat hendak keluar dari grup.

“Aku masih inget banget ketika aku mau keluar dari Band itu dan dihadapkan orang2 HAKI, aku diharuskan membayar namaku sendiri yakni "Soegi" kalau aku keluar dengan entitas yang baru. Ada rekamannya lagi,” tulis Fanny Soegi dalam akun X miliknya, Minggu, 8 September.

“Bayangin aja, lagu Asma ini yang kalian denger di mana2, penciptanya sampai minjem uang untuk bayar sekolah anaknya. Nominal dari royalti lagu ini nggak main2, setengah Milyar lebih ada, tapi justru orang2 yang nggak punya hak dapat paling banyak & nggak transparan,” sambungnya.

Permasalahan dengan Soegi Bornean semakin membuat Fanny terpuruk karena harus menerima ibunya yang meninggal dunia. Dia merasa kesepian, bahkan berpikir untuk mengakhiri hidup.

“Rasanya sakit hati banget dan harus kehilangan Ibuk di waktu yang bersamaan,” katanya.

“Pernah ada di satu titik aku mau mengakhiri hidup karena betul2 sendirian, tanpa Bapak & Ibuk. Perlakuan kalian nggak akan aku lupakan seumur hidup. Kalian laki2 patriarki, korup, betah isin.”

Dengan mengungkap permasalahannya dengan Soegi Bornean, Fanny tampak lebih percaya diri. Dia justru mempertanyakan Soegi Bornean yang masih memakai nama belakangnya.

“Sekarang aku nggak takut ancaman, aku perempuan, aku berpegang teguh keadilan,” tulis Fanny.

“Justru sekarang kalian yang masih nge-Band & banting harga jauh di bawahku dan masih pakai namaku. Aku masih baik, masih aku diemin,” pungkasnya.