JAKARTA - Tahun ini, 2024, lagu Indonesia Raya telah berusia 100 tahun sejak pertama kali ditulis oleh Wage Rudolf Supratman, atau WR Soepratman. Karya tersebut lahir pada 1924 sebelum akhirnya diresmikan sebagai lagu kebangsaan pada 28 Oktober 1928 di Hari Sumpah Pemuda.
WR Soepratman menulis lagu Indonesia Raya tiga stanza dengan lirik yang menggugah semangat patriotisme dan nasionalisme. Karya ini jadi bukti bagaimana musik bisa menjadi medium pembawa perubahan, yang juga tak lekang diterpa zaman.
Siapa sangka penulis lagu yang jadi identitas Indonesia ini adalah seorang musisi jazz. Sedari remaja, ia sudah akrab dengan biola dan menggembleng diri dengan teori musik, termasuk membaca not balok.
Kedekatannya dengan kakak ipar, van Eldik, juga berperan membenamkannya makin dalam ke dunia musik. Soepratman kemudian terlibat di sebuah grup musik jazz bernama Black White Jazz Band sebagai violist, seperti yang tertulis di buku Wage Rudolf Supratman karya Bambang Sularto terbitan 2012, dilansir dari Nationalgeographic Indonesia.
Beberapa sumber sejarah sempat mencatat WR Soepratman lahir di Purworejo, 19 Maret 1903. Pernyataan itu disebut bersumber dari penuturan Oerip Supardjo kepada penulis biografi WR Soepratman, Matumona.
BACA JUGA:
Pernyataan berbeda datang dari Soerachman yang merupakan keponakan WR Soepratman beberapa tahun lalu. Ia meyakini sang komponis lahir di Messter Cornelis, atau yang kini dikenal sebagai Jatinegara, Jakarta pada 9 Maret 1903, yang mana kedua tanggal sama-sama menunjukkan hari Wage sesuai penanggalan Jawa.
Klaim serupa juga datang dari penuturan terbaru keluarga WR Soepratman dalam jumpa pers di Jakarta, 14 Agustus 2024 kemarin. Indra Hutabarat beserta keturunan keluarga menegaskan sang pahlawan nasional memang lahir pada 9 Maret 1903 di Jatinegara, Jakarta berdasarkan penuturan Roekiyem Soepratijah, kakak kandung WR Soepratman.
WR Soepratman akan selalu dikenang sebagai salah satu musikus paling berpengaruh di Indonesia, dengan karya-karya yang abadi. Selain Indonesia Raya, beberapa lagu yang ia tulis di antaranya Ibu Kita Kartini, Di Timur Matahari, Indonesia Tjantik hingga Pahlawan Merdeka.