Bagikan:

JAKARTA - Penyanyi Jessie J melalui unggahan Instagram mengungkap bahwa dirinya didiagnosis menderita attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) dan obsessive-compulsive disorder (OCD).

“Saya didiagnosis menderita ADHD dan OCD sekitar tiga bulan yang lalu,” tulis Jessie J, mengutip keterangan unggahan Instagram, Kamis, 25 Juli.

Pelantun “Price Tag” itu juga mengunggah dua video yang menampilkan dirinya tampil di atas panggung pada masa berbeda.

“Sungguh aneh ketika anda tahu bahwa anda telah sedikit berbeda dan merasakan hal-hal yang berbeda sepanjang hidup anda, dan akhirnya suatu hari ketika anda tidak menduganya, seseorang benar-benar menjelaskan alasannya dan anda tidak dapat menghindarinya,” kata Jessie J.

Jessie tahu bahwa ada masalah yang diakibatkan ADHD dan OCD, namun dia ingin menggunakan perspektif berbeda dan melihat permasalahan pada kondisi mentalnya jadi sebuah kekuatan tersendiri.

“Sejujurnya saya merasa ini adalah kekuatan super selama anda melihatnya dari perspektif yang benar dan memiliki dukungan yang tepat serta orang-orang di sekitar anda yang dapat menavigasinya bersama anda,” katanya.

“Itu membuatku memikirkan kembali seluruh hidupku. Caraku selama ini, caraku menghadapi berbagai hal. Hubungan yang saya miliki. Bagaimana saya bekerja dan bagaimana saya mencintai.”

Jessie merasa lebih memahami dirinya sendiri saat ini. Dia juga ingin orang-orang yang menderita gangguan serupa mampu menghadapinya dengan benar dan tidak membatasi diri sendiri.

“Dan aku tahu ada begitu banyak orang yang mengalami hal yang sama dan sejujurnya aku hanya mengulurkan tangan untuk memegang tanganmu dan karena aku juga ingin tanganku digenggam. Aku tidak punya batasan haha, kami tahu itu.”

Sebagai informasi, melansir AI Care, ADHD atau gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif adalah gangguan perkembangan yang terkait dengan kesulitan dalam memusatkan perhatian, hiperaktif, dan/atau impulsif yang berkelanjutan.

Sementara, OCD menampilkan pola pikiran dan ketakutan yang tidak diinginkan (obsesi) yang menciptakan perilaku berulang yang tidak bisa ditahan (kompulsi). Keduanya dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan menyebabkan penderitaan yang signifikan.