Bagikan:

JAKARTA - Sialnya, Hidup Harus Tetap Berjalan. Pertama kali mendengar judul ini, muncul gambaran rasa pesimis, depresif dan hati yang sedang teriris-iris. Benarkah perasaan itu yang coba digambarkan Bernadya?

Setidaknya dari delapan trek yang tersusun di album ini, kemungkinan jawabannya iya. Dan para penikmat karyanya bisa merasakan hal yang sama.

Cukup menarik bagaimana sang penyanyi menghadirkan tone yang gelap di album penuh perdananya. Selain lirik-lirik patah hati yang quoteable, vibe dark ini juga digambarkan secara gamblang lewat busana serba hitam Bernadya di artwork album ini.

Judul albumnya sendiri sempat jadi kontroversi karena gaya penulisannya yang disebut-sebut 'meniru' musisi lain. Namun toh, Bernadya dan sang musisi yang terseret namanya justru baik-baik saja. Biarlah media sosial bergemuruh sesukanya.

Trek nomor 2, Kata Mereka Ini Berlebihan jadi karya yang lebih dulu diperkenalkan sebagai pembuka album. Hingga saat ini, lagu itu sudah diputar 28 juta kali dan jadi 'top skor' di album tersebut. Tangan dingin Petra Sihombing sebagai produser berhasil mewujudkan ide-ide yang ingin disampaikan sang penyanyi dengan baik.

Selain Petra, separuh trek di album ini juga digarap oleh musisi dan penyanyi Rendy Pandugo. Alhasil, delapan trek di dalamnya didominasi gitar sebagai instrumen yang menonjol. Dalam peluncuran album ini, JUNI Records memang ingin membuktikan jika lagu galau tak identik dengan piano. Dan teori itu bisa dibilang terbukti.

Meski aransemen adalah hal penting, kekuatan lagu dan lirik tetap jadi nyawa utama sebuah lagu. Bernadya yang masih berusia 20 tahun berhasil mengguratkan lirik-lirik yang relatable dengan pendengarnya. Elegi patah hati ini dirayakan dengan sangat masif oleh jutaan remaja yang dilanda rasa galau.

Bernadya menyusun tracklist di album 'Sialnya, Hidup Harus Tetap Berjalan' sesuai dengan fase yang dihadapi saat berduka. Ia mengaku, lagu-lagu tersebut merupakan gabungan dari pengalaman pribadi, cerita orang-orang terdekat dan pesan yang dikirim para penggemar di medsos. Ini ternyata yang jadi alasan kenapa banyak orang relate dengan lagu-lagunya.

Sebagai penutup, Bernadya menghadirkan lagu 'Untungnya, Hidup Harus Tetap Berjalan'. Lalu kenapa bukan lagu itu saja yang jadi judul album? Kenapa malah yang depresif?

Menilik dari artwork dan tracklist, tentu perasaan sedih, marah dan patah hatinya yang ingin ditonjolkan. Sementara trek terakhir tampaknya jadi bentuk tanggung jawabnya sebagai penyanyi, yang ingin menyampaikan setelah rasa duka, ada harapan dan hal-hal baik yang akan datang.

"Di fase (album) ini, mari berfokus ke perasaan galau saja," begitu kurang lebih perkataan yang coba disampaikan Bernadya lewat album penuh pertamanya ini.