JAKARTA - Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI) ikut menyoroti gelaran Lentera Festival di Tangerang yang berakhir dengan kericuhan.
Melalui unggahan di akun Instagram resmi, APMI menyatakan keprihatinannya kepada pihak-pihak yang mengalami kerugian, khususnya para vendor yang alat-alatnya dirusak akibat tindak anarkis beberapa penonton.
APMI menyebut kejadian tersebut dapat dijadikan pembelajaran, baik bagi penikmat musik maupun para vendor, untuk lebih selektif dalam memilih acara.
“Dari kejadian tersebut, APMI turut prihatin untuk para pihak yang dirugikan. Hal ini juga dapat dijadikan pembelajaran bagi kita semua, pastikan memilih acara dari promotor yang memiliki track record yang baik, dan mempunyai kapabilitas untuk mempertanggungjawabkan kewajibannya sebagai penyelenggara,” bunyi pernyataan APMI yang diunggah Selasa, 25 Juni.
BACA JUGA:
APMI berharap kejadian serupa tidak terjadi, mengingat apa yang terjadi pada Lentera Festival berpotensi merusak industri pertunjukan di Indonesia.
“Seluruh anggota APMI akan terus bersinergi dan bersikap kolaboratif kepada seluruh partner seperti vendor, artis dan crew, pihak keamanan, dan seluruh stakeholder untuk terus memberikan pertunjukan musik yang baik untuk seluruh audience maupun ekosistem industri musik kedepan,” tulis APMI.
“Kami berharap kejadian ini tidak terjadi lagi di masa yang akan datang, dan semua pihak tidak melakukan tindakan anarkis yang bisa merugikan pihak tertentu.”
Sebagai informasi, APMI merupakan perkumpulan yang terdiri atas promotor-promotor musik di Indonesia. Asosiasi ini didirikan pada 28 Oktober 2020 sebagai wadah bagi para promotor untuk menyampaikan aspirasinya.